Kamis 06 Jul 2023 00:16 WIB

Apa Betul Buah yang Dibeli Online Lebih Cepat Busuk?

Pemakaian zat pematang dituding membuat buah lebih cepat busuk.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Buah mangga. Banyak orang meyakini buah yang dibeli secara online lebih cepat busuk.
Foto: Republika/Prayogi
Buah mangga. Banyak orang meyakini buah yang dibeli secara online lebih cepat busuk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan toko online memudahkan banyak orang untuk membeli berbagai kebutuhan, termasuk buah-buahan. Akan tetapi, sebagian orang merasa ragu untuk membeli buah-buahan secara daring karena menganggap produknya bisa membusuk lebih cepat.

Sebagian orang meyakini, buah yang dibeli secara daring bisa membusuk lebih cepat karena terpapar oleh zat pematang buah. Menurut konsultan senior dari Primus Super Speciality Hospital, Dr Vijay Kumar Gurjar, anggapan tersebut kurang tepat.

Baca Juga

"Zat pematang tak bisa menjamin proses pembusukan menjadi lebih cepat," jelas dr Gurjar, seperti dilansir Indian Express pada Rabu (5/7/2023).

Secara umum, buah bisa dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu buah klimaterik dan non-klimaterik. Buah klimaterik seperti pisang atau apel bisa dipetik dari pohon sebelum benar-benar matang karena bisa terus mengalami proses pematangan setelah dipetik. Sedangkan buah non-klimaterik, seperti lemon atau stroberi harus dipetik dari pohonnya saat sudah matang.

Zat pematang buah sering kali digunakan untuk mengontrol proses dalam pematangan buah. Zat ini juga kerap digunakan untuk meningkatkan karakteristik buah sehingga bisa memiliki tampilan dan rasa yang lebih baik.

"(Penggunaan zat pematang) sering kali dilakukan pada buah seperti mangga, pisang, dan pepaya," kata ahli gizi senior dari Amrita Hospital, Anju Mohan.

Zat pematang ini biasanya digunakan pada buah-buahan yang didistribusikan dalam kondisi belum matang ke lokasi yang jauh. Zat pematang akan digunakan pada buah setelah buah sampai di lokasi tujuan. Selama zat pematang buah yang digunakan aman, Mohan mengatakan buah yang matang secara artifisial bisa dikonsumsi oleh manusia.

Kepala ahli gizi klinis dari Apollo Hospitals, dr Priyanka Rohatgi, mengatakan tidak semua buah yang dijual secara daring mengandung zat pematang. Dokter Rohatgi mengatakan, buah juga bisa membusuk lebih cepat karena proses penanganan dan pengiriman yang tidak tepat.

photo
Memilih dan menyimpan buah mangga. - (Republika.co.id)

Menurut para ahli, zat pematang buah yang paling umum digunakan adalah gas etilen dan kalsium karbida. Akan tetapi, penggunaan kalsium karbida sangat dibatasi dan bahkan dilarang di beberapa negara karena dapat berpotensi memunculkan masalah kesehatan.

Masalah kesehatan bisa muncul karena kalsium karbida mengandung beberapa senyawa berbahaya seperti arsenik dan fosfor. Konsumsi buah yang mengandung kalsium karbida bisa memunculkan keluhan seperti pusing, peningkatan rasa haus, iritasi, lemas, kesulitan menelan, muntah, dan ulkus kulit atau borok.

Di sisi lain, gas etilen merupakan hormon tumbuhan alami dan boleh digunakan dalam proses pematangan buah buatan. Buah juga memproduksi gas etilen selama proses pematangan alami berlangsung.

"Memberikan gas etilen pada buah yang belum matang bisa membantu buah untuk mematangkan diri secara alami dan aman," tutur Mohan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement