Rabu 05 Jul 2023 12:50 WIB

Terungkap, Ini Alasan Orang Cenderung Menikah dengan yang Wajahnya Mirip

Pasangan suami-istri kerap terlihat memiliki wajah yang mirip satu sama lain.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Suami istri (Ilustrasi). Menurut psikolog, seseorang lebih mungkin menikah dengan sosok lain dengan fitur wajah yang sama.
Foto: Republika/Prayogi
Suami istri (Ilustrasi). Menurut psikolog, seseorang lebih mungkin menikah dengan sosok lain dengan fitur wajah yang sama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konon, wajah yang mirip satu sama lain merupakan pertanda jodoh. Faktanya, sebagian dari pasangan suami-istri memang kerap mendapat komentar bahwa wajah mereka punya kemiripan signifikan satu sama lain.

Penampilan yang cenderung serupa pada sebagian pasangan itu ternyata memiliki penjelasan ilmiah. Psikolog Australia Amy Zhao mengatakan, seseorang lebih mungkin menikah dengan sosok lain dengan fitur wajah yang sama.

Baca Juga

Mengapa begitu? Zhao menjelaskan, orang itu tampak lebih baik di mata yang bersangkutan. Penampilan serupa juga membuat calon pasangan dirasa lebih dapat diandalkan dan jujur.

"Kami menemukan bahwa kemiripan wajah memengaruhi daya tarik. Orang mungkin mencari pasangan romantis yang mirip karena mereka dianggap lebih baik, pengertian, dan dapat dipercaya," kata Zhao, dikutip dari laman The Sun, Rabu (5/7/2023).

Sudah ada penelitian sebelumnya yang membahas topik terkait. Pada studi terdahulu itu, peserta menilai gambar wajah pasangan mereka yang telah diubah untuk memasukkan beberapa fitur wajah mereka sendiri sebagai lebih menarik.

Sebagai lanjutan dari studi itu, Zhao yang merupakan peneliti dari University of Queensland, menggagas riset baru. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian orang mungkin lebih suka sosok yang memiliki penampilan serupa karena fitur wajah lebih familier.

Studi terbaru Zhao mengamati preferensi 682 orang dewasa saat melakukan kencan kilat. Mereka diberi total 2.285 kencan tiga menit dan ditanya seberapa menarik dan baik hati calon pasangan berdasarkan wajah. Studi telah diterbitkan dalam jurnal Elsevier Evolution and Human Behavior.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement