REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deretan studi sudah banyak mengaitkan antara konsumsi makanan ultraproses dengan risiko penyakit kronis. Penyakit seperti diabetes dan kanker disinyalir meningkat tajam akibat makanan ultraproses yang disantap secara berlebihan.
Dikutip dari laman Manchester Evening News, Senin (26/6/2023), makanan ultraproses biasanya memiliki lima bahan atau lebih. Produk cenderung memasukkan banyak aditif dan bahan-bahan seperti pengawet, pengemulsi, pemanis, pewarna, dan perasa buatan.
Makanan ultraproses umumnya memiliki umur simpan yang panjang. Produk itu mengandung bahan kimia yang diklaim aman, tetapi banyak bukti ilmiah menunjukkan hubungan antara beberapa bahan kimia itu dengan kanker, diabetes, dan strok.
Menurut badan amal British Heart Foundation (BHF), lebih dari separuh energi atau kalori yang dimakan dan diminum rata-rata orang di Inggris berasal dari makanan ultraproses. Terlebih, produk itu sering kali nyaman dikonsumsi, menarik, dan banyak dipasarkan.
Di Inggris, makanan ultraproses yang paling sering dikonsumsi antara lain roti industri atau produksi massal (11 persen), makanan kemasan (7,7 persen), sereal sarapan (4,4 persen), serta sosis dan produk daging lainnya (3,8 persen).
Begitu juga berbagai kembang gula (3,5 persen), biskuit (3,5 persen), roti dan kue (3,3 persen), serta keripik industri (2,8 persen). Minuman ringan, minuman buah, dan jus buah tercatat sebesar 2,5 persen dari asupan kalori rata-rata.