Sabtu 24 Jun 2023 20:27 WIB

Penyebab Orang Terobsesi Tragedi Kapal Selam Titanic, Ini Kata Psikolog

Kabar mengenai kapal selam wisata Titanic dengan cepat mendominasi berbagai media.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Kapal selam Titan yang menjelajahi reruntuhan bangkai Titanic. Ada beberapa alasan orang terobsesi dengan pemberitaan mengenai Titan.
Foto: AP
Kapal selam Titan yang menjelajahi reruntuhan bangkai Titanic. Ada beberapa alasan orang terobsesi dengan pemberitaan mengenai Titan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hilangnya kapal selam wisata Titanic milik OceanGate Expeditions, Titan, terus mendominasi media hingga media sosial dalam beberapa hari ke belakang. Orang-orang dari berbagai penjuru dunia tampak tak bisa mengalihkan perhatian mereka dari proses pencarian Titan.  

Kapal selam Titan membawa lima orang penumpang untuk menjelajahi area bangkai pesawat Titanic di kedalaman 3.810 km dari permukaan laut. Titan dan kelima penumpangnya mulai menyelam pada 18 Juni 2023. Namun 1 jam 45 menit setelah penyelaman dilakukan, komunikasi Titan tampak terputus.

Baca Juga

Kabar mengenai kapal selam ini dengan cepat mendominasi berbagai media dan internet. Orang-orang dari berbagai belahan dunia ramai berbicara dan memantaunya.

Pada 22 Juni 2023, US Coast Guard mengonfirmasi bahwa kapal selam Titan mengalami implosion pada 18 Juni 2023 dan menewaskan semua penumpang. Berbeda dengan eksplosi, implosion terjadi ketika sebuah objek hancur atau runtuh ke dalam diri mereka sendiri. Beberapa puing Titan berhasil ditemukan sekitar 500 meter dari area bangkai kapal Titanic.

Psikolog klinis dan mantan psikolog Angkatan Laut AS, dr Justin D'Arienzo, mengatakan ada alasan mengapa banyak orang tampak terobsesi dengan tragedi kapal selam Titan. Menurut dia, obsesi tersebut muncul karena tiap orang memiliki hasrat untuk terhubung dengan orang lain.

"Yang membuat (tragedi) ini sangat relatable adalah kita semua bisa membayangkan bagaimana rasanya tak berdaya dan tak tahu harus melakukan apa," jelas dr D'Arienzo, seperti dilansir Independent pada Sabtu (24/6/2023).

Alasan lainnya, orang-orang cenderung cepat tertarik pada orang lain yang dianggap sangat berdaya. Seperti diketahui, para korban yang terjebak di dalam kapal selam Titan bukanlah orang biasa. Mereka merupakan figur publik yang mampu mengeluarkan uang sebesar 250 ribu dolar AS atau sekitar Rp 3,7 miliar untuk menaiki kapal selam Titan.

"Ada alasan mengapa kita mengikuti gaya hidup para orang kaya dan terkenal," kata dr D'Arienzo.

Sebagian orang juga mungkin terobsesi dengan tragedi kapal selam Titan karena rasa penasaran. Mereka tak bisa memahami alasan yang membuat para penumpang mau mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk ditempatkan pada situasi yang berbahaya.

Menurut dr D'Arienzo, ada alasan mengapa sebagian orang rela mengeluarkan banyak uang untuk melakukan perjalanan yang berisiko tinggi. Menurut Dr D'Arienzo, besarnya biaya tersebut membuat mereka berpikir bahwa perjalanan yang akan mereka lalui memiliki peluang sangat kecil untuk gagal.

"Menurut saya, yang terjadi di sini adalah kekeliruan karena terlalu percaya diri, atau bias kepercayaan diri," ujar dr D'Arienzo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement