REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi kesehatan dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik Hardi Soedjana menjelaskan bedah plastik estetik berbeda dengan bedah plastik rekonstruksi untuk pembentukan bagian tubuh. Bedah plastik estetik ditujukan untuk yang fisik sebelumnya normal kemudian ingin diperbagus.
"Sedangkan bedah plastik rekonstruksi tujuannya untuk membentuk fisik yang tadinya tidak normal menjadi normal kembali atau setidaknya mendekati," kata dr Hardi dalam acara diskusi mengenai risiko dan keamanan dalam bedah plastik estetik yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (26/5/2023).
Dokter Hardi mengatakan bedah plastik estetik dilakukan kepada orang yang ingin memiliki bentuk fisik tertentu, seperti hidung mancung, bibir berbentuk seperti huruf M, dan lain sebagainya. Sementara itu, bedah plastik rekonstruksi bisa dilakukan kepada orang yang memiliki ketidaknormalan bentuk fisik baik yang diakibatkan oleh kecelakaan ataupun yang bawaan seperti bibir sumbing.
Meskipun sama dalam hal bedah plastiknya, lanjut dr Hardi, tidak sembarang dokter dapat melakukan bedah plastik estetik. Diperlukan pengalaman bertahun-tahun untuk dapat melakukannya dengan baik.
"Dalam bedah plastik estetik, dokter memiliki kemampuan khusus untuk menyembunyikan luka, dengan metode tertentu yang diperoleh dengan pengalaman yang tidak singkat," ungkapnya.