REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari terakhir, hampir seluruh wilayah Indonesia mengalami cuaca ekstrem panas di siang hari. Suhu udara tinggi tentu mempengaruhi performa kendaraan, bahkan dapat memicu kebakaran jika diabaikan.
Auto2000 membagikan sejumlah tips yang bisa dilakukan untuk merawat mobil di tengah serangan hawa panas yang terjadi belakangan ini. "Serangan hawa panas dikhawatirkan dapat mengganggu performa kendaraan, terlebih AutoFamily baru saja melakukan perjalanan mudik Lebaran yang berat. Oleh karena itu, perhatikan kondisi komponen mobil supaya dapat bertahan di tengah suhu udara panas untuk menunjang mobilitas," ujar Aftersales Business Division Head Auto2000 Nur Imansyah Tara dalam rilis pers, Selasa (23/5/2023).
Tips pertama adalah memeriksa komponen pendingin mesin. Dalam beroperasi, mesin membutuhkan sistem pendingin yang baik supaya dapat bekerja dengan optimal dan tahan lama.
Suhu mesin yang terlalu tinggi akan membuat kinerjanya turun, bahkan dapat memicu overheat yang berbahaya bila dibiarkan karena akan membuat mesin jebol. Serangan hawa panas membuat suhu lingkungan semakin tinggi dan membuat proses pendinginan mesin semakin berat, khususnya ketika tidak ada hembusan udara dingin dari depan saat jalan macet.
Solusinya, pastikan sistem pendingin mesin berfungsi optimal. Mulai dari memeriksa volume cairan pendingin, pastikan tidak ada kebocoran, tutup radiator aman, dan kipas pendingin bekerja dengan baik.
Kedua, cek kondisi oli mesin. Fungsi lain dari oli adalah menyerap panas dari mesin dan melepaskannya ke bak penampungan oli.
Selain itu, kerja komponen mesin juga akan semakin berat karena suhu mesin yang meningkat sehingga membutuhkan pelumas yang prima. Pastikan oli mesin dalam kondisi terbaik dengan menggantinya secara berkala.
Pastikan AC mobil berfungsi optimal. Kabin mobil yang panas dapat membuat tubuh mengalami dehidrasi yang berbahaya dan membuat pengemudi mudah emosi karena merasa tidak nyaman.
Pastikan sistem pendingin kabin mobil berfungsi baik dan segera bawa mobil ke bengkel jika tingkat kesejukannya turun. Bersihkan filter kabin supaya udara sirkulasi AC tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Selanjutnya, parkir di area teduh. Hindari parkir di area terbuka di siang hari. Parkir di tempat yang terlindung dari sinar matahari menjaga suhu di dalam kabin mobil tidak terlalu tinggi. Tidak hanya suhu panas, sorotan sinar matahari langsung dapat membuat bodi mobil cepat kusam akibat paparan sinar ultra violet (UV), termasuk bagian dalam kabin mobil.
Hindari pula menyimpan barang yang mudah terbakar di dalam mobil. Pernah ditemukan kasus botol air mineral yang diletakkan di atas dasbor mobil meleleh akibat terkena sinar matahari langsung. Bahkan, air di dalam botol mineral dapat berperan sebagai lensa yang meneruskan cahaya panas ke satu titik di dalam mobil sehingga memicu kebakaran ketika mengenai bahan mudah terbakar.
Ada pula kasus korek api atau powerbank yang terbakar akibat terkena panas terik dalam jangka waktu lama. Cek performa kaca film. Kaca film merupakan salah satu perangkat yang efektif mengurangi panas sinar matahari masuk ke dalam mobil. Performa kaca film yang sudah berkurang akan membuat kabin tidak nyaman karena panas.
Berikutnya, pantau tekanan udara ban mobil. Tekanan udara ban mobil yang kurang membuat area telapak ban yang bersinggungan dengan aspal ketika mobil melaju semakin besar, padahal suhu aspal sangat tinggi.
Udara panas tersebut akan diteruskan ke dalam ban dan membuat tekanannya naik yang dapat memicu ban meletus ketika ada masalah seperti menghantam lubang. Terakhir, waspadai peredam panas di ruang mesin. Selain dari bahan aluminium, insulator hood atau peredam panas ada yang terbuat dari wool fibre.
Peredam panas jenis ini ketika tidak terpasang dengan baik atau lapuk karena berumur akan kering dan tipis sehingga mudah terbakar. Padahal, suhu di dalam ruang mesin sangat panas.
"Segera booking servis berkala lewat Auto2000 Digiroom www.auto2000.co.id dan manfaatkan promo menguntungkan yang ditawarkan," kata Nur Imansyah.