REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Orang tua yang berencana untuk memberikan ponsel pintar kepada anak mereka di usia dini mungkin perlu berpikir ulang. Menurut laporan terbaru dari Sapien Labs, kepemilikan ponsel pintar di usia dini bisa memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatan mental anak di kemudian hari.
Laporan ini didasarkan pada data dari 27.969 orang dewasa muda berusia 18-24 tahun dari 34 negara. Kesehatan mental para generasi Z di negara-negara tersebut mengalami penurunan yang signifikan sejak sebelum pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan ini, generasi Z yang baru memiliki ponsel pintar di usia yang lebih dewasa memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Mereka juga lebih jarang bermasalah dengan pemikiran-pemikiran bunuh diri, rasa benci kepada orang lain, dan rasa tidak terhubung dengan realita.
Dampak buruk penggunaan ponsel pintar di usia dini bisa mengenai pria dan wanita. Akan tetapi, dampak buruk tersebut tampak lebih signifikan pada wanita dibandingkan pria.
Sebagai perbandingan, sekitar 60-70 persen wanita yang menggunakan ponsel pintar sejak sebelum berusia 10 tahun memiliki masalah kesehatan mental di usia dewasa. Di sisi lain, masalah yang sama hanya mengenai sekitar 45-50 persen pria yang menggunakan ponsel pintar sejak sebelum berusia 10 tahun.
Jumlah kasus kesehatan mental pada wanita menurun dari 74 persen bila mereka memiliki ponsel sejak usia enam tahun menjadi 46 persen bila mereka baru memiliki ponsel di usia 18 tahun. Sedangkan pada pria, persentasenya menurun dari 42 persen bila memiliki ponsel pertama di usia enam tahun menjadi 36 persen bila menerima ponsel pertama di usia 18 tahun.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa usia seseorang memiliki ponsel pertama juga turut mempengaruhi kesehatan mental mereka. Semakin matang usia anak saat menerima ponsel pintar pertama mereka, semakin baik kondisi kesehatan mental mereka di usia dewasa.
Temuan terbaru ini dinilai sangat penting karena di masa kini ada semakin banyak anak yang memiliki ponsel di usia dini. Data dari Common Sense Media pada 2021 misalnya, menunjukkan bahwa anak berusia 8-12 tahun menghabiskan rata-rata 5,3 jam per hari untuk menggunakan ponsel pintar. Sedangkan remaja berusia 13-18 tahun menghabiskan rata-rata 8 jam per hari untuk menggunakan ponsel pintar.
Common Sense Media juga menemukan bahwa sekitar 42 persen anak sudah memiliki ponsel pintar ketika berusia 10 tahun. Angka ini meningkat jadi 71 persen saat anak berusia 12 tahun dan 91 persen saat anak berusia 14 tahun.
Temuan terbaru dari Sapien Labs ini mengindikasikan bahwa ponsel pintar turut berperan dalam penurunan kesehatan mental di kalangan masyarakat dewasa muda berusia 18-24 tahun. Seperti dilansir GizChina, dampak ini mungkin berkaitan dengan berkurangnya kemampuan berinteraksi masyarakat akibat penggunaan ponsel pintar.
Sebelum ada internet, individu berusia 18 tahun umumnya telah menghabiskan waktu sebanyak 15.000-25.000 jam untuk berinteraksi tatap muka dengan orang lain. Akan tetapi, kehadiran ponsel pintar mengubah dinamika ini dan menyebabkan kemampuan interaksi tatap muka generasi muda menurun. Lemahnya kemampuan interaksi tatap muka ini membuat generasi muda merasa tak terhubung dengan masyarakat sekitarnya dan bisa memunculkan pemikiran ingin bunuh diri.