Rabu 10 May 2023 16:00 WIB

Penderita Asma Jangan Andalkan Inhaler untuk Cegah Kekambuhan

Penderita asma yang andalkan inhaler sering alami kekambuhan setelah merasa lega.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Obat semprot untuk penderita asma. Gunakan inhaler short-acting beta-agonists (SABA) saat gejala pertama serangan asma muncul agar tidak terjadi perburukan. Setelah serangan teratasi, penderita asma harus mengontrol kondisinya dengan obat pengontrol berbasis long-acting beta-agonist (LABA).
Foto:

SABA juga punya kelemahan atau efek samping, seperti berdebar-debar dan tangan gemetar. Itu merupakan keluhan yang paling sering dilaporkan pasien ketika menggunakan SABA antara tiga sampai lima canister.

Penggunaan seperti itu artinya asma sudah tidak terkontrol dengan SABA karena hanya mengatasi bronkus, tetapi tidak dengan inflamasinya. SABA sebenarnya hanya untuk mengatasi serangan dan setelahnya harus dikontrol dengan obat-obatan jenis LABA.

SABA menjadi pertolongan pertama terhadap serangan asma. Tatalaksana terbaru GINA menyatakan inhaler dengan ICS lebih disarankan.

Memakai pengontrol dapat lebih meningkatkan kualitas hidup pengidap asma. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang membuat saluran napas penderitanya menyempit karena radang terjadi secara terus-menerus atau berlangsung lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement