Selasa 25 Apr 2023 08:05 WIB

Ini Pemicu Serangan Jantung pada Anak Muda

Gaya hidup mager itu identik dengan generasi muda.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Kebiasaan mager alias malas gerak bisa berbahaya karena bisa menyebabkan penyakit jantung dan serangan jantung. Ilustrasi
Foto: Telegraph
Kebiasaan mager alias malas gerak bisa berbahaya karena bisa menyebabkan penyakit jantung dan serangan jantung. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Serangan jantung merupakan bagian dari penyakit jantung koroner (PJK), penyebab sepertiga kematian pada usia lebih dari 35 tahun. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2018, jumlah penderita penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat, termasuk menyasar individu yang lebih muda.

Banyak penelitian mencatat, penyakit jantung koroner pada usia muda berkontribusi terhadap 2-6 persen seluruh kejadian serangan jantung. Pada penelitian di Amerika Serikat, penelitian memantau serangan jantung antara tahun 1995 sampai 2014 dan terungkap bahwa dari sekitar 28 ribu kasus serangan jantung, ternyata sekitar 30 persen terjadi pada usia di bawah 54 tahun.

Baca Juga

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Denio Adrianus Ridjab mengatakan bahwa ada banyak faktor pemicu yang menambah faktor risiko serangan jantung, salah satunya gaya hidup mager alias malas bergerak. Denio menegaskan, kebiasaan mager ini bisa berbahaya karena bisa menyebabkan penyakit jantung dan serangan jantung.

Sebab, orang yang mager lebih mungkin mengalami peningkatan berat badan, yang secara otomatis menyebabkan darah tinggi, kolesterol naik, gula darah tinggi, dan lainnya. "Dan itu semua adalah faktor risiko serangan jantung. Jadi, memang berbahaya sekali kalau terus dibiasakan, terus malas bergerak atau rebahan," kata dr Denio dalam Webinar Heartology.

Menurut dia, gaya hidup mager itu identik dengan generasi muda. Karena itu, dia mengingatkan generasi muda untuk melawan rasa mager dan lebih aktif berolahraga. "Olahraga yang dilakukan bisa aerobik atau anaerobik. Seperti lari, bersepeda, berenang, bahkan sepak bola. Kombinasikan dengan angkat beban juga lebih baik," kata dr Denio.

Berbeda dengan generasi muda, individu yang berusia 40 tahun ke atas disarankan untuk melakukan pemeriksaan jantung terlebih dahulu atau berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai berolahraga. Hal ini penting, kata Denio, untuk mencegah kemungkinan buruk saat berolahraga.

"Intinya kalau usia sudah 40 tahun ke atas, harus lebih selektif olahraganya. Pilih olahraga yang aman untuk jantung atau masalah kesehatan lain karena yang pen ting bukan berat atau tidaknya, melainkan konsistensinya," ujar dia.

Denio juga mengungkap gejala serangan jantung yang harus diwaspadai. Berikut di antaranya:

- Nyeri dada yang menjalar ke lengan, punggung, leher, atau rahang. 

-Nyeri dada bisa diawali dengan napas pendek, keringat dingin, terasa sakit, dan bertahan setidaknya 15 menit.

-Serangan jantung juga bisa ditandai dengan gejala yang tidak khas, termasuk mual, muntah, keringat dingin, sakit kepala ringan, dan pingsan. Gejala seperti ini bisa membuat pasien ragu apakah itu serangan jantung atau penyakit lain.

-Jika mengalami gejala seperti itu, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan. Apalagi jika Anda memiliki riwayat serangan jantung dari keluarga. "Atau kita punya faktor risiko karena gaya hidup tak sehat, seperti sering merokok, kolesterol yang tinggi, dan penyakit gula, sebaiknya diperiksakan segera," kata Denio.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement