REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih remaja sudah kena tekanan darah tinggi? Hipertensi pada remaja bisa terjadi salah satunya oleh faktor gaya hidup, termasuk kurang bergerak.
"Anak sekarang mungkin jarang berolahraga, kurang beraktivitas, banyak duduk main gawai," kata Guru Besar Bidang Ilmu Kesehatan Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr dr Partini P Trihono SpA(K) dalam sebuah seminar daring, Kamis (6/4/2023).
Selain kurang bergerak, para remaja yang hipertensi biasanya juga tak cukup tidur, misalnya karena bergadang bermain gawai dan terlalu banyak mengonsumsi minuman berkafein. Sebagian dari mereka juga ada yang sudah mulai merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan mengonsumsi makanan rendah nutrisi tetapi tinggi lemak dan garam seperti junk food serta makanan olahan.
"Junk food selain mengandung lemak juga asupan garamnya tinggi, juga makanan yang diolah seperti keripik-keripik yang tinggi garam, makanan-makanan yang ditambahkan bumbu penyedap," kata Partini.
Mengenai jumlah garam yang disarankan, literatur kesehatan menyebutkan asupan anak usia 11 tahun dan di atas seharusnya tidak lebih dari enam gram per hari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan anak baru bisa mendapatkan asupan garam selain dari ASI saat berusia di atas enam bulan dengan jumlah kira-kira sejumput dalam sehari.
"Anak di bawah enam bulan tidak boleh ditambahkan garam ke dalam makanan karena sudah cukup mendapatkan garam dari air susu ibu (ASI) dan susu formula yang dikonsumsi," kata Partini.