REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meskipun ibu hamil dibolehkan untuk tidak berpuasa selama Ramadhan, namun tidak sedikit yang memutuskan untuk menjalankan ibadah puasa. Lantas, bagaimana menurut pandangan medis?
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Boy Abidin menjelaskan, ibu hamil sebetulnya boleh-boleh saja menjalankan puasa asal kondisi kesehatannya stabil dan bisa mencukupi kebutuhan nutrisi harian bagi dirinya dan janin. Untuk memastikan kondisi kesehatan sedang prima, Boy menganjurkan ibu hamil untuk terlebih dahulu mengonsultasikannya kepada dokter.
"Penting diperiksa dulu karena memang kondisi kehamilan itu kan cepat banget ada perubahannya," kata Boy dalam konferensi pers Anmum Lite di kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Untuk memenuhi asupan nutrisi, menurut Boy, ibu bisa melakukannya ketika waktu sahur dan berbuka. Ketika sahur, ibu hamil bisa mengonsumsi karbohidrat kompleks yang memiliki rantai molekul gula yang panjang dan memerlukan waktu lama untuk mencernanya. Lalu, lengkapi dengan aneka makanan yang mengandung protein serta sayuran dan buah.
"Yang tidak kalah penting cairan, jangan sampai kurang dari delapan sampai 12 gelas sehari, apalagi kalau memang sehari-hari di ruang ber-AC, harus ditambah lagi cairannya," kata Boy.
Saat berbuka, ibu hamil dianjurkan mengonsumsi makanan atau minuman manis terlebih dahulu agar energi dan stamina tubuh yang sempat menghilang bisa kembali seketika. Namun demikian, konsumsinya harus tetap dibatasi jangan sampai berlebihan.