REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dokter spesialis anak Elisabet Tarigan mengingatkan masyarakat bahwa anak-anak juga bisa kena tuberkulosis (TB). Oleh karenanya, orang tua harus lebih memperhatikan gejala yang muncul pada anak sebagai antisipasi dan penanganan sejak dini.
"Mari kita perhatikan anak-anak kita dengan melihat beberapa gejala, yaitu batuk lama lebih dari dua pekan walaupun sudah diberikan pengobatan," kata dokter anak dari RSUD Sidikalang, Sumatra Utara ini, Senin (27/3/2023).
Selain itu, demam lebih dua pekan tanpa sebab jelas, berat badan turun atau menetap dalam dua bulan, serta anak lesu dan tidak seaktif biasanya juga menjadi bagian dari gejala tuberkulosis. Elisabet mengatakan, TB adalah salah satu penyakit infeksi pada paru yang penularannya disebabkan oleh droplet atau percikan ludah.
"Jika mengalami gejala yang demikian segera ambil tindakan sehingga lebih cepat ditangani," ujar Elisabet.
Dokter yang menangani nantinya akan melakukan pemeriksaan berupa uji tuberkulin (Mantoux test) dan IGRA, foto rontgen dada, dan pemeriksaan dahak. Dari pemeriksaan tersebut bisa dilihat kemungkinan anak tersebut positif TBC atau tidak.
"Penyakit TB ini adalah penyakit menular, bukan keturunan, yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis sehingga kita harus betul-betul mengantisipasi ini sejak dini, terutama kepada anak-anak kita," katanya.
Anak bisa tertular TB dari pasien TB. Elisabet mengatakan penularan bisa terjadi melalui percik renik (droplet) yang keluar ketika penderita TB batuk, bersin, bicara, tertawa, atau bernyanyi.