Senin 20 Mar 2023 15:43 WIB

Hidup Rock, Hidup Metal!

Ada masanya musik cadas tak sebebas sekarang di Indonesia.

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Reiny Dwinanda
Grup band Slipknot tampil pada gelaran Hammersonic 2023 di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta, Ahad (19/3/2023). Band heavy metal asal Amerika tersebut membawakan sejumlah lagu diantaranya The Heretic Anthem, Wait and Bleed dan Spit It Out.
Foto:

Setelah larangan-larangan itu, pada April 1993, grup thrash metal Metallica justru didatangkan ke Indonesia. Setiawan Djodi, sang promotor, menuturkan pada Republika bahwa ia tergugah dengan musik cadas grup itu saat menonton konser mereka di New York, AS.

Djodi menilai, musik itu adalah genderang perubahan yang layak dibawa ke Tanah Air. Di Jakarta, benar saja, basis penggemar Metallica sudah meluas.

Cuplikan lirik lagu "Enter Sandman" yang dinyanyikan James Hetfield, vokalis Metallica, secara serempak ditirukan oleh ribuan penonton yang memadati Stadion Lebak Bulus, Jakarta. Konser Metallica kala itu digelar 10-11 April.

"Penggemar Metallica di sini ternyata amat memahami, menghayati musik kami lebih dari yang saya bayangkan. Itu mencengangkan saya," kata penabuh drum Metallica Lars ulrich.

Metallica in Concert yang dibiayai Setiawan Djodi lebih dari

Rp 1 miliar, sungguh sebuah tontonan yang menyuguhkan kenikmatan pentas rock. Siapa sangka jika kemudian pentas itu malah menjadi kambing hitam yang memercikkan darah dalam sejarah pertunjukan rock di Indonesia.

Ribuan anak muda di luar stadion yang tak mampu membeli tiket seharga Rp 30 ribu hingga Rp 150 ribu mengamuk beringas. Ratusan mobil, deretan rumah mewah , dan kompleks pertokoan menjadi sasaran pengrusakan, bahkan sampai jatuh korban jiwa. Menhankam Jenderal Edi Sudrajat dan Menko Polkam Soesilo Soedarman akhirnya segera mengeluarkan maklumat: "Pentas musik metal dilarang".

Adalah produser musik rock dari Jawa Timur, Log Zhelebour, yang kemudian mencoba mendobrak larangan itu. Dalam wawancara dengan Republika pada 1994, ia mengakui bahwa trauma dari konser Metallica di Jakarta memang membekas namun harus dilupakan.

"Panggung rock segera digelar, dan bangkitkan semangat para musisi muda kita, yang ternyata banyak menyimpan bakat," kata Log yang saat itu merupakan ketua I Forum Komunikasi Kreativitas Rocker (FKKR) Jawa Timur.

Secara terus terang, Log mengakui, kala itu pihaknya merasa kelabakan setelah pergelaran musik rock tak mendapat tempat untuk tampil. Log yang dikenal sebagai pandega dalam mengorbitkan musisi rock di Indonesia, baik secara group maupun individu, mengaku cemburu bila kreativitas anak-anak muda tidak dapat disalurkan.

"Saya benar-benar sedih bakat musik yang banyak dimiliki oleh anak-anak muda ternyata tak bisa disalurkan. Ya, mau apalagi lha wong pentas musik rock masih belum bisa digelar," keluhnya.

Log kemudian berikhtiar menggelar pentas rock besar-besaran di Surabaya. Acara itu ia rencanakan pada akhir 1994.

Kendati demikian, izin yang tak kunjung keluar dari aparat keamanan terus menunda pelaksanaannya. Baru pada 1996 festival rock di Surabaya itu bisa digelar.

Dan perlahan, musik rock dan metal yang sedianya tak pernah mati di bawah tanah kembali di pentas utama di Tanah Air. Para pemuda penggemar musik cadas juga ikut memengaruhi perpolitikan nasional, terkenal saat partai PDIP menggunakan "Salam Metal" dalam kampanyenya saat pemilu. Bertahun-tahun kemudian, seorang pengusaha bernama Joko Widodo yang mengaku sebagai seorang metal head, terpilih jadi presiden Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement