REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penggemar metal dan musik cadas benar-benar dimanjakan pada hari kedua Festival Hammersonic, Ahad (19/3/2023). Selain penampilan band-band yang lebih ekstrem, tata suara konser juga lebih matang.
Pada sore hari, lokasi gelaran semakin semarak dengan kedatangan ribuan metal head yang belum tampak pada hari pertama. Suasana festival metal kian terasa dengan beragam atribut yang digunakan peserta festival. Sebagian datang dengan jumpsuit yang khas digunakan band Slipknot, lainnya dengan cat wajah khas death metal.
Ramainya penonton, yang hampir semua berseragam hitam-hitam, bisa membuat merinding pecinta musik cadas manapun. Hammersonic kali ini benar-benar jadi ajang silaturahim anak metal. Bukan saja dari seantero Tanah Air, juga dari mancanegara. Kerap terdengar gerombolan yang tak bicara Indonesia.
Dari sisi penampilan, hampir semua band yang tampil bergantian tanpa jeda dapat sambutan hangat. Bahkan band-band yang bukan murni memainkan metal seperti Story of the Year dari Amerika Serikat yang beraliran emo atau Deez Nuts dari Australia yang membawa hardcore punk mampu menyedot aksi penonton. Tak usah ditanya saat para dedengkot metal seperti band Tanah Air Deadsquad atau Amon Amarth dari Swedia tampil di panggung utama. Ditunjang tata suara yang ciamik, mereka menunjukkan performa kelas dunia.
"Terimakasih sudah membuat penampilan pertama kami di Indonesia tak bisa dilupakan," kata Hegg.
Penonton sebelumnya juga dibuat terkesima dengan aksi ritual ala Gereja Kristen Ortodoks yang ditampilkan band black metal asal Polandia, Batushka. Dimulai dengan sejenis ritual, band yang sedikit sekali bergerak saat tampil itu seperti menghipnotis penonton.
Malam tiba, Trivium langsung tampil menghentak dengan lagu-lagu populer mereka. Penonton meningkahi dengan riuh saat mengetahui lagu-lagu seperti "Silence in the Snow", "Sin and the Sentence", "The Heart from Your Hate", dan "Amongst The Shadows & The Stones" dimainkan band melodic metal tersebut.
Heafy tampak mengenakan kemeja batik gabungan berbagai corak pada dua lagu awal. Selepas itu, ia melepasnya, mengungkap seragam metah putih khas Timnas Sepak Bola Indonesia di balik batik tersebut.
"Kehormatan bagi kami kembali ke negara menakjubkan ini," ujar Heafy kepada penonton. Ia juga mencoba sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia seperti "terima kasih" dan "apa kabar". Ia juga nampak komunikatif sepanjang konser, kerap mengulangi sedikit bahasa Indonesia yang ia pelajari.
Di sela Blackflag, penampil utama Slipknot langsung menggebrak dengan "Disasterpieces". Penonton yang mulanya terserak langsung memenuhi depan panggung. Sejak awal, band metal asal Iowa tersebut tak menurunkan oktan. Drummer Jay Weinberg yang menggantikan almarhum Joey Jordison bermain dengan rapih dan tak kehilangan tempo. Lagu-lagu klasik seperti "Psychosocial", "Before We Forget", "Heretic Anthem", "Spit it Out" dan yang lebih terkini seperti "We Are Not Your Kind", sama-sama menggerakkan.
Alunan musik laksana derum mesin perang itu tak sekalipun gagal menggoyang penonton.
Sementara vokalis Corey Taylor juga terkesima dengan antusiasme penonton. "Kami tak tahu harus mengharapkan penonton seperti apa di sini, ternyata kalian adalah salah satu kerumunan paling menakjubkan yang kamu temui," kata dia.
Sementara para penonton mengeklaim terpuaskan dengan sajian malam ini. "Sudah lama banget nunggunya, luar biasa," kata Ali dari Yogyakarta.