REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada berbagai cara orang tua memeluk bayinya. Namun, menurut peneliti dari Jepang, ada satu cara yang paling baik.
Untuk sampai pada kesimpulan itu, para ilmuwan dari Universitas Toho Jepang menganalisis efek beragam jenis pelukan terhadap anak. Yang dikaji ialah efek menenangkan dari pelukan dengan tekanan yang berbeda.
Peneliti juga memeriksa reaksi anak ketika dioper kepada orang asing dibandingkan saat mendapat pelukan dari orang tuanya. Mereka memantau detak jantung bayi dan menggunakan sensor tekanan di tangan orang dewasa ketika bayi dipegang, dipeluk dengan tekanan sedang, dan dipeluk erat.
Menurut hasil yang diterbitkan dalam jurnal Cell, bayi lebih tenang dengan pelukan tekanan sedang daripada hanya dipegang. Sementara itu, efek menenangkannya menurun selama pelukan erat. Para peneliti mempertahankan durasi pelukan hingga 20 detik.
"Hal ini karena hampir tidak mungkin untuk menghindari suasana hati bayi yang buruk selama satu menit atau lebih lama memeluk atau menimang," kata peneliti dalam makalah mereka, dikutip dari India Today, Jumat (17/3/2023).
Untuk bayi yang lebih tua dari 125 hari, efek menenangkan lebih besar ketika menerima pelukan dari orang tua daripada dari perempuan asing. Jadi, ilmuwan meyakini bahwa pelukan yang sempurna dianggap sebagai dekapan dengan kekuatan sedang dari orang tua.
Tentunya, bayi bukan satu-satunya kelompok usia yang merasakan manfaat pelukan. Menurut penelitian, usia dewasa atau orang tua juga menunjukkan tanda-tanda ketenangan yang signifikan saat memeluk anak mereka.
Diketahui bahwa hormon yang disebut oksitosin, atau dikenal sebagai hormon cinta, dilepaskan selama kontak fisik yang dekat. Namun, para peneliti mengatakan periode waktu eksperimen pelukan mereka terlalu singkat.