Rabu 08 Mar 2023 21:35 WIB

'Tulang Belulang Tulang', Film Jebolan Program Kemendikbudristek Dilirik Investor

Film Tulang Belulang Tulang dinilai menarik karena mengangkat budaya lokal.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga Batak beraktivitas di depan rumah adat di Desa Lintong Ni Huta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Rabu (11/3/2020). Salah satu skenario terpilih dari program Indonesiana Film yang difasilitasi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek dengan judul 'Tulang Belulang Tulang' berhasil menarik investor Adhya Pictures.
Foto:

'Tulang Belulang Tulang' adalah sebuah skenario film panjang komedi road trip yang ditulis oleh Sammaria Sari Simanjuntak dan Lies Nanci Supangkat. 'Tulang Belulang Tulang' bercerita tentang upacara ‘Mangokal Holi’, yakni pemindahan tulang belulang leluhur, yang merupakan kebanggaan bagi keluarga Batak yang mampu melaksanakannya.

Celakanya, koper berisi tulang belulang 'Tulang Tua' atau kakek buyut, hilang di bandara. Mereka harus segera menemukan tulang kalau tidak mau dikutuk 'Opung' atau nenek dan seluruh keluarga besar yang sudah menunggu siap berpesta di Danau Toba. Kekuatan cerita film itu ada pada perjalanan mencari tulang yang hilang tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, pihak Adhya Pictures mengungkapkan alasan ketertarikan mereka untuk dapat memproduksi skenario berjudul 'Tulang Belulang Tulang' ini. VP Head Digital & Entertainment Adhya Group, Shierly Kosasih, menyampaikan, pihaknya sangat tertarik pada narasi bermuatan lokal yang sarat akan pesan moral.

"Terlebih dapat mengangkat keunikan maupun kekhasan dari budaya lokal, termasuk suku Batak ini," ujar VP Head Digital & Entertainment Adhya Group itu.

Sementara itu Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, mengatakan, pihaknya akan terus mendukung dan memperkuat ekosistem perfilman melalui berbagai program. Di mana salah satunya melalui Indonesiana Film.

 

"Program ini merupakan upaya kami untuk menghasilkan karya-karya naskah berkualitas berbasis kekayaan budaya Indonesia, khususnya kearifan lokal. Dan kita juga butuh lebih banyak dukungan berbagai pihak dan investor untuk turut memajukan ekosistem perfilman Indonesia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement