Rabu 08 May 2024 16:54 WIB

Muncul Tren 'ASI Bubuk' di Media Sosial, Ini Saran Dokter

Ahli belum merekomendasikan metode freeze drying ASI bagi ibu menyusui.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi Ibu Menyusui
Foto: dok. Freepik
Ilustrasi Ibu Menyusui

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini, ASI bubuk menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah seorang influencer mempromosikannya. ASI bubuk digadang dapat menjadi solusi praktis yang bisa membuat masa simpan ASI menjadi jauh lebih lama. Bagaimana menurut dokter?

ASI bubuk merupakan ASI yang diproses dengan metode freeze drying atau pengeringan beku. Melalui proses ini, ASI tak akan berubah bentuk dari cairan menjadi bubuk. ASI bubuk ini dapat diseduh dengan air suam kuku sebelum diberikan kepada bayi.

Baca Juga

ASI bubuk digadang dapat menjadi solusi yang praktis bagi ibu menyusui karena memiliki masa penyimpanan yang lebih lama, yaitu mencapai tiga tahun. Dan karena berbentuk bubuk kering, ASI bubuk tidak harus disimpan di dalam kulkas.

Ahli gizi masyarakat, Dr dr Tan Shot Yen MHum, menekankan bahwa ASI tidak sama seperti susu biasa. ASI merupakan cairan hidup yang komposisinya berubah setiap saat. Perubahan komposisi ini terjadi secara dinamis, sesuai dengan kebutuhan bayi dan sinyal ibu yang merespons kebutuhan bayi tersebut.

"Ingat, ASI bukan "susu standar". Tiap hari komposisinya berubah," jelas Dr Tan kepada Republika.co.id pada Rabu (8/5/2024).

Karena perubahan komposisi yang dinamis ini, Dr Tan tak begitu menganjurkan para ibu untuk menyetok ASI terlalu lama. Dr Tan justru lebih merekomendasikan para ibu untuk menyetok ASI dalam kondisi yang memang mendesak saja.

"Stok ASI hanya kondisi kepepet," lanjut Dr Tan.

Selain itu, ASI yang merupakan cairan hidup juga memiliki komponen-komponen hidup di dalamnya. Proses pengolahan ASI menjadi sebuah produk yang berbeda, seperti ASI bubuk, berpotensi membuat komponen-komponen hidup di dalam ASI menjadi tidak berguna.

Dr Tan juga mengingatkan para ibu bahwa menyusui bukan hanya sekedar aktivitas untuk memberikan makan kepada anak. Di balik aktivitas pemberian ASI juga ada komitmen dan bonding antara ibu dan anak. Selain itu, Dr Tan mengatakan ada pembelajaran bagi ibu dan anak dalam setiap proses menyusui.

"Payudara ibu jangan pernah dilecehkan jadi industri ASI. Hargai yang Tuhan beri, cari makna terdalamnya, buat jadi seorang ibu," tutur Dr Tan.

Tak hanya di dalam negeri, sejumlah ahli di luar negeri juga belum merekomendasikan metode freeze drying ASI bagi ibu menyusui. Mereka belum dapat merekomendasikan metode freeze drying karena badan-badan kesehatan di negara mereka belum memberikan pernyataan resmi mengenai keamanan dan efikasi dari ASI yang diolah dengan pengeringan beku.

"Saya mencoba mengikuti panduan AAP, panduan CDC, panduan FDA, dan mereka belum merilis pernyataan formal mengenai keamanan dan efikasi dari ASI yang diolah dengan pengeringan beku," tutur dokter anak sekaligus konselor laktasi berbasis di Los Angeles, Neela Sethi MD, seperti dilansir Parents.

Penggunaan ASI bubuk tidak....

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement