REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangeran Harry akhirnya mengetahui bahwa dirinya menyandang Attention Deficit Disorder (ADD). Diagnosis tersebut didapatnya dari seorang pakar trauma yang mendampinginya selama berbulan-bulan untuk mengatasi masalah kesehatan mentalnya terkaitan kematian ibunya Putri Diana dan sorotan dalam hidupnya.
"Suka atau tidak suka, saya mendiagnosis Anda dengan ADD (istilah lama untuk ADHD alias attention deficit hyperactivity disorder)," ucap pakar trauma, dr Gabor Mate.
Dr Mate mengabarkan Harry diagnosis ADHD tersebut dalam sesi tanya jawab berbayar online pada Sabtu (4/3/2023) lalu. Harry meresponsnya dengan santai dengan mempertanyakan kemungkinan dirinya harus menerima saja diagnosis gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas itu atau mendalaminya lagi.
Dr Mate yang kini berusia 79 tahun itu adalah tokoh yang dinilai kontroversial karena membela serangan roket Palestina terhadap warga sipil Israel dan melabeli pemerintah Israel sebagai teroris. Di Amerika Serikat, dokter mana pun dapat mendiagnosis pasien dengan ADHD, berbeda dengan di Inggris yang mensyaratkan diagnosis ditegakkan oleh psikolog, psikiater, atau spesialis ADHD.