REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Yovie Widianto sudah tidak asing lagi di industri musik Indoensia. Musisi yang sudah berusia 55 tahun ini sudah banyak menghasilkan lagu top Indonesia.
Sejak dulu, Yovie menganggap musik bukan sebuah persaingan. “Dari hati saya, musik itu bagaimana alam bawah sadar kita bekerja. Terkadang keindahan tersebut bisa dirasakan dengan cara yang berbeda,” kata Yovie saat ditemui di Yamaha Music Center Building, Jakarta Selatan, Kamis (2/3/2023).
Memang tak dipungkiri, dalam industri musik ada perhitungan royalti yang didapat. Namun, Yovie menganggap itu sebagai rezeki yang sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Selain itu, dia juga menganggap bahwa royalti dan kesuksesannya sebagai hasil dari kecintaan dan sayang dari semua orang yang mencintai karya-karyanya. “Kompetisi secara industrinya di setiap bidang, ada. Namun, saya pegang satu prinsip, saya tidak pernah berubah mengerjakan apa pun dengan sepenuh hati, kualitas yang saya miliki dan mengerti sebaik mungkin yang saya bisa lakukan,” jelasnya.
Yovie menceritakan, perjalanannya kariernya di industri musik sempat mendapat penolakan dari keluarganya. Kala itu, pada 1991 di Taiwan, dia mendapat penghargana sebagai komposer terbaik.
“Ayah saya bilang buat apa serius di musik, percuma. Dia minta saya belajar yang serius,” kata Yovie.
Berbeda dengan sang ayah, ibunya malah mendukung mimpi Yovie. Dia masih ingat kalimat penyemangat yang ibunya katakan hingga membawa Yovie menjadi sosok hebat sekarang.
“Ibu saya bilang enggak apa-apa kalau enggak ada yang tahu. Paling tidak, ibu menjadi penggemar pertama yang tahu bahwa kamu berhasil di luar sana. Dari situ saya berpikir wanita itu begitu indah untuk diagungkan dan dijadikan sebuah inspirasi,” kata dia.