Rabu 01 Mar 2023 22:43 WIB

Terbaik untuk Orang Obesitas, Diet Ini Tak Bikin Berat Badan Turun Drastis

Obesitas meningkatkan risiko kena penyakit jantung, strok, dan diabetes.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Makanan sehat yang bervariasi dapat memberikan asupan zat gizi yang beragam pula bagi tubuh. (ilustrasi). Orang obesitas perlu berdiet, namun penurunan berat badan per pekannya juga tidak boleh drastis.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama. Kondisi obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular yang mematikan termasuk jantung, strok, kolesterol, hingga diabetes.

Untuk mengatasi masalah obesitas, biasanya penderita disarankan untuk melakukan diet. Lantas, diet apa yang sebaiknya dilakoni orang obesitas? Dokter spesialis gizi klinis Marya Haryono mengatakan bahwa pola makan gizi seimbang menjadi metode diet sehat yang bisa dilakukan.

Baca Juga

"Pada dasarnya diet adalah mengatur pola makan harian, jadi diet bagi orang obesitas juga ya begitu. Hanya saja disesuaikan kalorinya, dan jangan lupa tetap memenuhi kebutuhan gizi seimbang," kata dr Marya dalam diskusi memperingati Hari Obesitas Sedunia di Jakarta Pusat, Rabu (1/3/2023).

Marya mengatakan bahwa Kemenkes sudah memberikan panduan gizi seimbang yang terangkum dalam kampanye "Isi Piringku", dimana setiap individu harus memenuhi kebutuhan makrogizi (karbohidrat, protein, dan lemak), serta mikrogizi (vitamin dan mineral) harian. Sederhananya, setengah piring makan diisi sayuran dan buah, seperempatnya karbohidrat, dan seperempat lagi untuk protein.

Bagi penderita obesitas, Marya menyarankan untuk mengurangi jumlah kalori, namun jangan sampai terlalu sedikit. Pasalnya, jika jumlah kalori yang dikonsumsi terlalu sedikit bisa mengancam kesehatan tubuh yang lainnya.

"Idealnya 0,5 sampai 1 kilogram penurunan berat badan per pekannya. Itu yang sehat. Jika penurunannya sangat drastis, bahaya, bisa menyebabkan masalah kesehatan lho," kata Marya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement