Jumat 17 Feb 2023 13:56 WIB

Aktor Bruce Willis Kena Demensia, Putuskan Rehat dari Dunia Akting

Kendala berbahasa telah dialami Bruce Willis sejak sekitar tahun lalu.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Bruce Willis. Aktor Hollywood ini divonis demensia dan memutuskan rehat dari dunia akting. (ilustrasi)
Foto: EPA
Bruce Willis. Aktor Hollywood ini divonis demensia dan memutuskan rehat dari dunia akting. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak keluarga mengumumkan bahwa aktor Bruce Willis terdiagnosis dengan demensia jenis frontotemporal dementia (FTD). Penyakit ini diketahui dapat memicu terjadinya masalah perilaku hingga kemampuan berbahasa.

"Meski ini menyakitkan, bisa mendapatkan diagnosis yang jelas merupakan hal yang melegakan," jelas pihak keluarga Willis melalui pernyataan resmi mereka, seperti dilansir WebMD.

Baca Juga

Kendala berbahasa telah dialami oleh Willis sejak sekitar satu tahun lalu. Kala itu, Willis didiagnosis dengan aphasia atau gangguan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi. Gangguan tersebut membuat sang aktor memutuskan untuk rehat dari dunia akting.

Pihak keluarga mengungkapkan bahwa FTD merupakan kondisi yang umumnya membutuhkan waktu tahunan sampai diagnosis bisa ditegakkan. Berkaitan dengan hal ini, pihak keluarga berharap diagnosis FTD pada Willis dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat mengenai kondisi tersebut.

"Saat ini tak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit tersebut, ini merupakan sebuah kenyataan yang kami harap bisa berubah di tahun-tahun ke depan," ujar pihak keluarga Willis.

Mayo Clinic mengungkapkan,FTD merupakan istilah untuk serangkaian gangguan otak yang utamanya mempengaruhi lobus frontal dan temporal di otak. Area otak tersebut diketahui berkaitan dengan kepribadian, perilaku, serta kemampuan berbahasa.

"FTD merupakan jenis demensia tak umum yang menyebabkan masalah pada perilaku dan bahasa," lanjut National Health Service atau NHS melalui laman resmi mereka.

Secara umum, demensia paling banyak terjadi pada individu berusia di atas 65 tahun. Meski begitu, FTD cenderung muncul dalam rentang usia yang lebih muda. Sebagian besar kasus FTD terdiagnosis pada kelompok usia 45-65 tahun.

Seperti demensia lain, FTD juga cenderung mengalami perkembangan secara perlahan. Kondisi ini akan memburuk secara bertahap dalam kurun waktu beberapa tahun.

Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh FTD bisa membuat penderitanya kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Terkadang penderita FTD juga tak bisa merawat diri sendiri sehingga akan membutuhkan pendampingan dari orang lain. Berikut ini adalah empat gejala dari FTD:

1. Perubahan kepribadian atau perilaku

Penderita FTD mungkin akan terlihat beperilaku tak pantas atau bertindak secara impulsif. Mereka juga bisa menunjukkan sikap egois atau tak memiliki simpati terhadap orang lain, mengabaikan kebersihan diri, makan berlebih, atau tak memiliki motivasi.

2. Masalah berbahasa

Penderita FTD mungkin akan berbicara secara lambat, sulit mengucapkan suatu kata, menyusun kalimat dengan urutana yang salah, atau menggunakan suatu kata secara keliru.

3. Masalah daya ingat

Masalah seperti ini cenderung terjadi ketika kondisi FTD sudah memasuki tahap lanjut.

4. Masalah fisik

Terkadang, masalah fisik juga bisa dialami oleh penderita FTD. Mereka mungkin bergerak secara lambat atau kaku, kehilangan kontrol untuk buang air besar dan kecil, lemah otot, serta kesulitan menelan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement