Kamis 16 Feb 2023 16:23 WIB

Studi: Banyak Orang tak Tahu Berapa Tekanan Darah Normal

Mayoritas peserta tak mengetahui ambang batas normal atau sehat adalah 120/80 mmHg.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Pemeriksaan tekanan darah. Menurut penelitian, masih banyak orang yang tidak mengetahu berapa tekanan darah yang normal. (ilustrasi)
Foto: Simple Wikipedia
Pemeriksaan tekanan darah. Menurut penelitian, masih banyak orang yang tidak mengetahu berapa tekanan darah yang normal. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemeriksaan tekanan darah merupakan bagian standar dari medical check-up rutinan. Namun menurut studi terbaru, sebagian besar orang tidak mengetahui berapa tekanan darah normal atau sehat.

Studi yang diterbitkan di jurnal Medical Decision Making melakukan penelitian di AS. Penelitian tersebut menemukan bahwa mayoritas peserta studi tidak mengetahui ambang batas normal atau sehat adalah 120/80 mmHg.

Baca Juga

"Tekanan darah diperiksa hampir setiap kunjungan dokter, tetapi edukasi tentang tekanan darah masih minim," kata penulis utama studi, Wandi Bruine de Bruin selaku Professor of Public Policy, Psychology, and Behavioral Science di University of Southern California, seperti dilansir Health, Rabu (15/2/2023).

Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 didapati bahwa prevalensi hipertensi atau tekanan darah tinggi mencapai angka 34,11 persen pada penduduk di atas 18 tahun. Meskipun ini adalah kondisi yang umum, hipertensi juga perlu diwaspadai karena meningkatkan risiko penyakit kronis seperti jantung dan strok.

Mengingat tekanan darah tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala, satu-satunya cara untuk mengetahui tekanan darah adalah melalui pemeriksaan secara rutin. Pengetahuan pribadi tentang pembacaan tekanan darah normal atau sehat juga sangat bermanfaat bagi kesehatan pada masa depan.

Untuk studi baru ini, Bruine de Bruin dan timnya menyurvei lebih dari 6.500 orang dewasa di AS. Penelitian ini menyoroti pengetahuan mereka tentang pembacaan tekanan darah, dan kepercayaan diri mereka terhadap pengetahuan tersebut.

Sampel penelitian termasuk 1.342 orang dewasa yang memiliki hipertensi tanpa komorbiditas dan 795 yang memiliki hipertensi dengan komorbiditas, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, atau diabetes. Peneliti juga menyesuaikan peserta dengan status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan diagnosis hipertensi.

Secara keseluruhan, 64 persen dari peserta studi menyatakan percaya diri dengan pengetahuan mereka tentang pembacaan tekanan darah. Tetapi hanya 36 persen yang menyatakan dengan benar bahwa 120/80 mmHg adalah batas atas untuk pembacaan tekanan darah yang sehat atau normal.

Perbedaan antara orang yang yakin bahwa mereka memahami pembacaan yang sehat bahkan lebih besar pada kelompok yang memiliki tekanan darah tinggi. Di antara mereka yang memiliki hipertensi saja, 78 persen yakin mereka memahami pembacaan, namun hanya 47 persen yang menjawab dengan benar.

Di antara peserta yang memiliki hipertensi dan penyakit penyerta, 81 persen yakin bahwa mereka memahami pembacaan, sementara hanya 40 persen yang menjawab secara akurat. 

Para peneliti juga menemukan, pasien yang yakin memahami pembacaan tekanan darah, cenderung mengatakan bahwa mereka akan mencari intervensi untuk pembacaan hipertensi tahap 2. Tetapi lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan tindakan yang sama untuk pembacaan tahap 1.

"Sayangnya, rasa percaya diri yang berlebihan ini, dapat berdampak negatif pada hasil kesehatan mereka," kata Bruine de Bruin.

Pembacaan tekanan darah mencakup dua angka. Pertama, tekanan darah sistolik, mengukur tekanan dalam arteri ketika jantung berdetak, mendorong darah ke seluruh tubuh. Kedua, tekanan darah diastolik, mengukur tekanan dalam arteri di antara denyut jantung. Umumnya, semakin rendah angkanya, semakin baik.

American Heart Association dan American College of Cardiology memperbarui ambang batas untuk tekanan darah yang sehat pada 2017. Ambang batas atas tekanan darah yang sehat adalah kurang dari 120/80 mmHg. Berikut kategori tekanan darah merujuk AHA:

-Normal/sehat: Kurang dari 120/80 mmHg

-Tinggi: 120-129 dan kurang dari 80 mmHg

-Hipertensi tahap 1: 130-139 atau 80-89 mmHg

-Hipertensi tahap 2: 140 atau lebih tinggi atau 90 atau lebih tinggi mmHg

-Krisis hipertensi: Lebih tinggi dari 180 dan/atau lebih tinggi dari 120 mmHg

Ironisnya, bahkan tenaga kesehatan profesional pun sering kali mendapatkan hasil yang tidak akurat. "Sebagian besar klinik melakukan pekerjaan yang buruk dalam mengukur tekanan darah. Jadi pasien juga hrus mengedukasi diri sendiri," kata dr Lawrence.

Sementara itu, jika Anda menggunakan alat tekanan daeah sendiri di rumah, dr Lawrence menyarankan untuk melakukannya dengan alat yang tervalidasi. Situs web validatebp.org memuat daftar alat tekanan darah yang telah teruji dan tervalidasi untuk digunakan di rumah.

"Jika Anda tidak memulai dengan alat yang tervalidasi untuk pengukuran di rumah, Anda tidak akan mendapatkan kontrol tekanan darah yang baik," kata dia.

Mengendalikan tekanan darah tinggi

Seiring bertambahnya usia, tekanan darah tinggi hampir tidak dapat dihindari. Pola makan tidak sehat, jarang berolahraga, dan penyakit penyerta terutama diabetes, juga semakin meningkatkan risiko seseorang terkena tekanan darah tinggi.

Karena itulah perubahan gaya hidup hampir selalu menjadi bagian dari pengobatan. Anda dianjurkan untuk memulai pola makan sehat dan gizi seimbang dan lebih aktif secara fisik.

De Bruin mengatakan, yang mendasar dari hipertensi adalah intervensi gaya hidup. "Tetapi bagi orang-orang yang memiliki kebiasaan buruk membuat mereka rentan terhadap hipertensi, mungkin sulit untuk mempertahankan kebiasaan baru," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement