Rabu 15 Feb 2023 06:55 WIB

Ada Pengendara Arogan di Jalan, Kita Harus Apa?

Kita jangan mudah terprovokasi jika ada pengendara arogan di jalan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Aksi arogansi pengemudi Fortuner di Senopati, Jakarta, pada Ahad (12/2/2023). Road rage tentu dapat dihindari bila setiap orang dapat menjadi pengemudi yang baik saat berkendara.
Foto: Istimewa
Aksi arogansi pengemudi Fortuner di Senopati, Jakarta, pada Ahad (12/2/2023). Road rage tentu dapat dihindari bila setiap orang dapat menjadi pengemudi yang baik saat berkendara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bersinggungan dengan pengendara yang arogan di jalan merupakan hal yang mungkin dialami oleh siapa saja. Dalam menghadapi kondisi seperti ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar terhindar dari masalah yang lebih melebar.

Sejatinya, setiap orang tentu menginginkan perjalanan yang aman dan nyaman selama berkendara. Namun ada kalanya pengendara mengalami hal tak terduga di jalan, seperti bersinggungan dengan pengendara lain yang arogan.

Baca Juga

Hal ini pula yang terjadi dalam sebuah video viral yang beredar luas di dunia maya beberapa waktu lalu. Dalam video tersebut, tampak seorang pengendara mobil Fortuner mengamuk dan merusak mobil Brio milik pengendara lain di area Senopati.

Berkaitan dengan hal ini, Executive Director and Chief Instructor Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) Bintarto Agung menilai ada satu peribahasa yang kerap digunakan dalam keselamatan berkendara. Peribahasa tersebut adalah "yang waras yang mengalah". "Jadi kita jangan mudah terprovokasi (saat bersinggungan dengan pengendara lain yang arogan)," jelas Bintarto kepada Republika, melalui sambungan telepon.

Bintarto mengatakan pengendara perlu mengendalikan diri agar tak mudah terprovokasi oleh emosi pengendara lain di jalan. Bila kedua belah pihak yang bersinggungan sama-sama tak mau mengalah, kebrutalan berkendara atau road rage bisa terjadi.

Seperti dilansir Merriam Webster, road rage merupakan kemarahan tak terkontrol yang dialami oleh seorang pengemudi kendaraan bermotor. Kemarahan tak terkontrol ini biasanya dipicu oleh interaksi tak menyenangkan saat berada di jalan. "Dampak dari (road rage) akan selalu negatif," lanjut Bintarto.

Terkadang, road rage juga dapat dipicu oleh kondisi psikologis pengendara. Mood yang buruk, stres, hingga depresi yang tak terkendali bisa menyebabkan potensi risiko kecelakaan atau ketersinggungan antarpengendara menjadi lebih besar.

Road rage tentu dapat dihindari bila setiap orang dapat menjadi pengemudi yang baik saat berkendara. Menurut Bintarto, ada beberapa kriteria yang perlu dimiliki oleh pengemudi yang baik. "Satu, harus mampu memahami dan mematuhi aturan-aturan lalu lintas yang berlaku," jelas Bintarto.

Kriteria lainnya adalah memiliki karakter yang baik dan tidak egois. Pengendara perlu menyadari bahwa jalan yang mereka gunakan juga digunakan oleh pengendara lain. "(Dengan kriteria tersebut) tentunya hal-hal seperti road rage atau kebrutalan berkendara di jalan dapat dikurangi," ujar Bintarto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement