Senin 13 Feb 2023 18:36 WIB

Penyakit Meningitis Melonjak Usai Pandemi Covid-19, Ketahui 6 Gejalanya

Penting bagi orang-orang untuk mampu mengenali tanda dan gejala meningitis.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Vaksin meningitis (ilustrasi). Saat pandemi Covid-19 tampak mereda, kasus meningitis di sejumlah wilayah dunia justru mengalami peningkatan.
Vaksin meningitis (ilustrasi). Saat pandemi Covid-19 tampak mereda, kasus meningitis di sejumlah wilayah dunia justru mengalami peningkatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat pandemi Covid-19 tampak mereda, kasus meningitis di sejumlah wilayah dunia justru mengalami peningkatan. Mengingat penyakit ini bisa mengancam jiwa, penting bagi orang-orang untuk mampu mengenali tanda serta gejalanya.

Salah satu wilayah yang kini sedang dilanda wabah meningitis adalah Zinder Region yang terletak di bagian tenggara Niger, Afrika Barat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, total kasus meningitis yang ditemukan di wilayah tersebut sejak 1 November 2022 hingga 27 Januari 2023 adalah 559 kasus, dengan 18 kasus kematian.

Baca Juga

Jumlah tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, yaitu 1 November 2021 hingga 31 Januari 2022. Dalam periode ini, laporan kasus meningitis di wilayah tersebut adalah 231 kasus.

Peningkatan juga terjadi di sebuah kota yang terletak di bagian utara Mexico, Durango. Dalam beberapa bulan ke belakang, otoritas kesehatan Durango mencatat ada total 79 kasus meningitis yang telah terdokumentasi dengan 35 kasus kematian.

Situasi serupa juga terjadi di Inggris. Mengacu pada Meningitis Now, kasus meningitis di negara tersebut mengalami peningkatan dari 80 kasus di Juli 2020 hingga Juli 2021 menjadi 205 kasus di Juli 2021 hingga Juli 2022.

Secara umum, meningitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada lapisan pelindung otak serta saraf tulang belakang. Penyakit ini memiliki tingkat kematian yang tinggi dan dapat memicu terjadinya komplikasi jangka panjang serius.

Ada banyak organisme yang bisa menyebabkan meningitis, seperti bakteri, virus, jamur, serta parasit. Namun, yang paling memicu kekhawatiran adalah meningitis akibat infeksi bakteri atau meningitis bakterial. Pada meningitis bakterial, kematian terjadi pada 1 dari 10 pasien dan komplikasi berat terjadi pada 1 dari 5 pasien.

Terkait kejadian meningitis, ada enam tanda peringatan awal yang patut diwaspadai. Berikut ini adalah keenam tanda peringatan tersebut, seperti dilansir Mirror, baru-baru ini:

1. Demam

Seseorang bisa dikatakan demam bila memiliki suhu tubuh 37,8 derajat Celsius atau lebih. Pada kasus meningitis, kemunculan demam akan disertai dengan beberapa gejala awal meningitis lain, seperti mual dan sakit kepala.

2. Muntah

Gejala lain yang dapat menjadi tanda peringatan dari meningitis adalah muntah. Kemunculan gejala muntah yang disertai gejala meningitis lain patut segera diperiksakan ke dokter.

3. Muncul ruam

Meski tidak selalu, kasus meningitis bisa memunculkan gejala ruam pada kulit. Ruam yang berkaitan dengan meningitis bisa dibedakan dengan tes sederhana menggunakan gelas kaca yang bening.

Caranya, tekan area ruam dengan gelas kaca yang bening lalu lihat ada atau tidaknya perubahan warna. Bila warna ruam tak berubah dan tak memudar, ruam tersebut sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.

4. Nyeri otot serta nyeri dan/atau kaku leher

Gejala lain yang dapat dimunculkan oleh meningitis adalah spasme otot, kekakuan pada leher, serta rasa nyeri atau sakit di area tersebut. Gejala ini bisa muncul selama penyakit sedang berlangsung hingga beberapa bulan setelahnya.

5. Sensitif cahaya

Penderita meningitis bisa menjadi lebih sensitif terhadap cahaya. Gejala ini patut dicurigai sebagai tanda peringatan awal meningitis, terlebih bila disertai dengan keluhan seperti sulit tidur nyenyak atau kerap mengantuk.

6. Kejang

Perubahan emosi yang tiba-tiba seperti sangat marah atau kejang yang disertai dengan gejala meningitis lain harus mendapatkan perhatian serius. Kondisi ini bisa jadi menandakan bahwa seseorang memerlukan pertolongan medis secepatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement