Ahad 12 Feb 2023 16:34 WIB

Ilmuwan Klaim Temukan Cara Unik untuk Mengatasi Malaria

Pandemi Covid-19 sempat mengganggu kampanye melawan malaria.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Cara baru memerangi malaria. (ilustrasi)
Foto: AP
Cara baru memerangi malaria. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Tim ilmuwan dari Jawaharlal Nehru University (JNU) India menemukan cara baru memerangi malaria. Mereka menargetkan lipid inang menggunakan obat antitumor.

Lipid adalah komponen penting dari sel yang terlibat dalam berbagai proses vital kehidupan, dan parasit malaria menargetkan beberapa molekul lipid ini untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Dipimpin oleh Prof Shailja Singh di Pusat Khusus Pengobatan Molekuler di JNU, tim peneliti menguji agen antitumor dan menemukan bahwa agen tersebut mampu membersihkan sumber parasit, yang pada kemudian menyebabkan kematiannya.

Baca Juga

Agen antitumor ini juga digunakan dalam pengobatan kanker karena mampu membunuh sel-sel yang membelah diri dengan cepat. Temuan yang telah dipublikasikan dalam jurnal American Society for Microbiology menyimpulkan bahwa resistensi terhadap hampir semua obat antimalaria menjadi tantangan para ilmuwan dalam memberantas malaria.

Para peneliti mengatakan, terlepas dari keberhasilan kemoterapi berbasis artemisinin untuk melawan malaria, masih banyak anak yang meninggal karena malaria yang parah. Selain itu, upaya pemberantasan malaria terhalang oleh keterbatasan obat untuk menargetkan parasit gametosit yang dapat ditularkan dan Plasmodium vivax hypnozoites yang tidak aktif di hati.

Terapi yang ditargetkan pada inang dapat menjadi alternatif untuk menargetkan parasit malaria yang resistan terhadap obat. Terapi baru ini bertujuan untuk mengintervensi molekul inang, jalur, atau jaringan yang diperlukan untuk infeksi atau berkontribusi terhadap penyakit.

“Kami telah menggunakan obat antitumor yang telah dikenal untuk menargetkan lipid inang yang diperlukan untuk pertumbuhan dan penularan parasit malaria," kata tim peneliti dalam sebuah pernyataan seperti dilansir India Today, Ahad (12/2/2023).

Dengan penelitian ini, tim telah mengidentifikasi penggunaan medis baru dari agen antitumor yang sudah ada. "Aktivitas antiparasitnya yang kuat (seperti yang ditunjukkan oleh eksperimen) meningkatkan resolusi kami untuk menyediakan target obat baru untuk melawan resistensi obat pada parasit," kata Prof Singh.

Pandemi Covid-19 mengganggu kampanye melawan malaria. Akibatnya, terjadi peningkatan kasus dan kematian yang mengindikasikan bahwa malaria dapat menjadi konsekuensi lain yang mengerikan dari krisis ini. Sakshi Anand, mahasiswa PhD di bawah bimbingan Prof Singh, yang juga merupakan penulis pertama dari makalah tersebut mengatakan bahwa hasil penelitian ini sangat menjanjikan untuk masa depan pemberantasan malaria.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement