REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Indah Sundari Jayanti mengingatkan bahwa gaya hidup males gerak (mager) bisa membuat orang depresi dan rendah diri. Mager biasanya tidak lepas dari kegiatan membuka sosial media, atau melihat smartphone.
“Ujung-ujungnya, kalau cuma scroll (menggulir) medsos (media sosial) saja, bukan tak mungkin itu mengarah ke depresi dan rasa rendah riri yang semakin rendah,” kata Indah saat ditemui di GBK, Jakarta Pusat, Ahad (5/2/2023).
Indah mengatakan bahwa manusia memiliki dua energi, yaitu fisik dan psikis, yang saling berkaitan satu sama lain. Semakin sering seseorang bergerak, maka secara psikis akan memacu beberapa hormon di dalam diri untuk kita menjadi bahagia, percaya diri, hingga produktif. Hal negatif akan terjadi jika kita melakukan kebalikannya.
“Sebaliknya, kalau kita jarang bergerak, mager, itu juga bisa memicu kondisi stres jadinya lebih besar,” ujar Indah.
Ketika seseorang memutuskan tidak bergerak, atau mager, maka tidak ada kemajuan dalam kehidupan sehari-hari. “Jadi, gerak enggak, sirik sama kehidupan orang iya, tapi kita enggak ada kemajuan. Jelas, bergerak itu punya manfaat yang enggak hanya secara fisik, tapi juga secara psikis,” kata Indah.
Melihat banyaknya hijabers yang aktif berkegiatan, Indah mengatakan bahwa semakin banyak hijabers yang berani mengaktualisasi diri. “Karena memang kalau kita bahas aktualisasi diri, itu memang kebutuhan dasar manusia, yang memang ingin berkembang, jadi sosok yang lebih hebat,” ujar Indah.
Indah memuji karena ada banyak hijabers yang tertarik mencoba hal baru demi mengambangkan diri. “Makin ke sini, aku lihat banyak hijabers yang lebih terbuka dan lebih mau ‘nyemplung’ mencoba berbagai hal untuk mengembangkan diri. Itu bagus,” kata dia. Umi Nur Fadhilah