REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Tropis Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Dominicus Husada mengatakan, banyak orang tua yang menganggap remeh penyakit campak karena mereka sering melihat banyak anak sakit kemudian membaik. Ayah dan ibu menganggap penyakit ini biasa. Padahal, ia mengingatkan, hal yang paling berbahaya dari campak adalah membuat seluruh sistem pertahanan tubuh hilang.
Sebab, lanjut Dominicus, campak menghabiskan 'tentara' pertahanan di tubuh. Namun, begitu tertular campak, maka semua pertahanan kekebalan habis dan menghilangkan memori penyakit ini.
"Berbeda kalau sudah pernah kena tipes, tubuh ingat pernah tertular penyakit ini dan disiapkan senjata. Tetapi begitu terkena campak, 'perpustakaan' (memori) ini hilang," katanya, Selasa (31/1/2023).
Ia menambahkan, kehilangan sistem pertahanan ini bisa bertahun-tahun. Jika normalnya kehilangan pertahanan hanya sebulan, tetapi ada satu dua anak yang akan kehilangan imunitas hingga lebih dari setahun.
"Kematian terbanyak setelah campak adalah terkena penyakit lainnya, ini yang paling banyak membunuh. Jadi, campak tak bisa dianggap remeh," katanya.
Ia menjelaskan, penyakit campak adalah satu penyakit menular yang berbahaya yang disebabkan oleh virus campak. Sebenarnya di Indonesia, ia menyebutkan, hampir semua orang, baik orang tua atau kakek nenek sangat terbiasa melihat penyakit ini. Pasalnya, campak adalah penyakit yang tergolong sudah ada sejak lama di Indonesia.
Penyakit ini ditandai dengan demam, batuk, pilek, mata merah karena sakit mata. Kemudian, tahap berikutnya muncul bercak merah alias ruam.
Setiap tahun sekitar 700 ribu anak di seluruh dunia meninggal dunia akibat penyakit campak. Ini membuat campak ada di lima besar penyakit terbanyak yang jadi pembunuh anak.
"Penyakit ini sudah tua karena dikenal sejak ratusan tahun lalu dan jadi salah satu pembunuh anak yang paling dominan ada di urutan kelima dari semua pembunuh anak. Jadi, campak bukan kaleng-kaleng," ujarnya.