REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bos perusahaan pakaian jeans Levi Strauss & Co, Chip Bergh, tidak percaya bahwa era skinny jeans sudah berlalu. Menurut dia, kabar tersebut terlalu dibesar-besarkan.
Skinny jeans yang sempat mengisi lemari pakaian orang-orang telah kehilangan popularitasnya belum lama ini, khususnya setelah pandemi Covid-19 mempercepat peralihan ke pakaian yang dirasa lebih nyaman, seperti jenis baggy di kalangan konsumen muda. Majalah mode papan atas seperti Elle dan Harper's Bazaar menganggap skinny jeans telah mati.
Terlebih, setelah kebangkitan tren jeans baggy, bootcut, dan bell bottom. Namun, Bergh menyebut produk wanita terlaris di perusahaan tetaplah seri 311 dan 721 yang keduanya adalah skinny jeans. Meksipun begitu, setengah dari pendapatannya di kategori celana pada kuartal tersebut berasal dari jenis yang lebih longgar seperti baggy.
"Skinny jeans tidak akan kemana-mana dalam waktu dekat. Kami belum sampai ke wilayah hip-hugger, tapi mid-rise jeans adalah item yang paling populer saat ini. Saya pikir kami akan terus melihat pergeseran dari high-to mid dan mungkin bahkan mid," kata Bergh.