REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Lady Gaga cukup terbuka dalam membicarakan pengalamannya bergelut dengan fibromyalgia. Bila tak dikelola dengan baik, fibromyalgia bisa sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari penderitanya. Namun di sisi lain, kondisi ini kerap dipandang sebelah mata.
Fibromyalgia merupakan sebuah kondisi yang dapat memunculkan rasa nyeri yang meluas, lelah, gangguan tidur, hingga tekanan emosional serta mental. Lady Gaga pertama kali terbuka mengenai kondisi fibromyalgia yang dia idap pada 2017.
Dalam kasusnya, Lady Gaga mengatakan fibromyalgia membuatnya merasakan gabungan antara kecemasan, depresi, PTSD, trauma, hingga gangguan panik dalam satu waktu. Seluruh emosi ini turut memicu timbulnya nyeri saraf yang berlangsung secara kronis atau jangka panjang.
"Setiap hari Anda bangun tidur tanpa bisa menebak apa yang akan Anda rasakan," jelas Lady Gaga, seperti dilansir EatThis.
Sayangnya, kondisi fibromyalgia masih kerap diremehkan. Tak sedikit yang menganggap bahwa fibromyalgia tidak nyata.
"Saya merasa kesal dengan orang-orang yang tak percaya bahwa fibromyalgia itu nyata," ujar Lady Gaga.
Menurut National Institute of Arthritis Musculoskeletal and Skin Disease, fibromyalgia dapat didiagnosis berdasarkan munculnya rasa nyeri di seluruh tubuh dan disertai dengan gejala lain. Saat ini, belum ada tes laboratorium atau pencitraan yang spesifik untuk mendiagnosis fibromyalgia.
"Fibromyalgia adalah kondisi yang membuat pasien merasakan nyeri kronis yang mempengaruhi seluruh tubuhnya, yang bisa melompat dari satu area ke area lain, disertai dengan kelebihan berat dan kronis," lanjut Dr Katinka van der Merwe dari The Spero Clinic Neurologic Relief Center.
Wanita tampak lebih berisiko mengalami fibromyalgia. Diperkirakan, tiga perempat dari penderita fibromyalgia merupakan wanita. Kondisi ini bisa dialami oleh beragam kelompok usia, termasuk anak-anak.
"Mereka yang terdiagnosis dengan fibromyalgia kerap memiliki riwayat depresi, stres psikologis yang jelas, serta trauma," ujar Dr Tawny Kross.
Meski bisa sangat mempengaruhi kehidupan penderitanya, fibromyalgia merupakan kondisi yang dapat dikelola. Menrut studi, Protokol SHINE dapat membuat 91 persen penderita fibromyalgia mengalami perbaikan. Protokol SHINE juga tampak berhasil meningkatkan kualitas hidup 90 persen penderita fibromyalgia.
Protokol SHINE terdiri dari optimasi tidur, hormon, imunitas, nutrisi, serta olahraga. Salah satu jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik. Meski penderita fibromyalgia kerap bergelut dengan nyeri, melakukan olahraga aerobik justru bisa membantu meringankan nyeri pada fibromyalgia.
Terkait gejala, fibromyalgia biasanya memunculkan gejala kelelahan persisten yang disertai dengan nyeri meluas dan insomnia. Nyeri meluas ini kerap berlangsung hingga lebih dari tiga bulan. Beberapa gejala lain yang juga bisa muncul adalah brain fog, migrain, kecemasan, IBS, gangguan tidur, dan depresi.