Kamis 22 Dec 2022 07:21 WIB

Sodium dan Kalium Dua Elektrolit Penting bagi Tubuh, Mana yang Asupannya Harus Tinggi?

Sodium dan kalium merupaka mineral untuk salurkan energi listrik di dalam tubuh.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Sodium dan kalium merupaka mineral untuk salurkan energi listrik di dalam tubuh.
Foto: Needpix
Sodium dan kalium merupaka mineral untuk salurkan energi listrik di dalam tubuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sodium dan kalium merupakan salah elektrolit kunci yang penting bagi kesehatan tubuh. Akan tetapi, masalah bisa terjadi bila kadar sodium jauh melebihi kalium di dalam tubuh.

Dilansir dari healthdigest, Kamis (22/12/2022), secara umum, sodium dan kalium merupakan mineral yang bekerja beriringan untuk menyalurkan aliran listrik di seluruh tubuh. Keduanya juga bekerja untuk memelihara fungsi-fungsi penting seperti tekanan darah dan volume cairan.

Baca Juga

Mengingat besarnya peran sodium dan kalium, kedua mineral ini perlu dijaga agar tetap seimbang. Bila keseimbangan tak tercapai, beragam masalah kesehatan bisa muncul.

Sodium sering kali dianggap sama dengan garam dapur. Padahal, keduanya sedikit berbeda. Sodium klorida merupakan bahan utama dalam membuat garam dapur, akan tetapi garam bisa juga dibuat dari elemen kimia lain, selain sodium klorida.

Meski begitu, konsumsi garam dalam jumlah yang tinggi bisa membuat kadar sodium di dalam tubuh menjadi tinggi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menjaga kadar sodium dalam jumlah yang cukup di dalam tubuh bisa menunjang penyerapan nutrisi sel-sel dan menjaga cairan dalam tubuh pada kadar yang optimal.

Di sisi lain, kalium dikenal sebagai "rekan" dari sodium. Ketika ion kalium memasuki sel, ion sodium akan keluar dari sel tersebut, atau sebaliknya. Karena inilah, menjaga kadar kalium yang tetap menjadi penting bagi kesehatan fungsi jantung.

Organ ginjal turut berperan penting dalam menjaga keseimbangan kadar sodium dan kalium. Alasannya, ginjal bekerja untuk membuang kelebihan sodium dan kalium melalui urin. Kelebihan sodium dan kalium juga bisa dikeluarkan melalui keringat.

 

Bila Kelebihan Garam atau Sodium

Tubuh membutuhkan kadar kalium yang lebih tinggi dibandingkan sodium. Sayangnya, kebanyakan orang justru mengonsumsi terlalu banyak garam dalam keseharian. Di Amerika Serikat misalnya, data dari Harvard TH Chan School of Public Health menunjukkan bahwa para warga umumnya mengonsumsi lebih dari 1,5 sdt garam per hari.

Konsekuensi yang mungkin terjadi bila kadar sodium lebih tinggi dari kalium adalah penyakit kardiovaskular. Selain itu, konsumsi terlalu banyak garam tanpa diimbangi asupan kalium yang cukup bisa bisa memicu penurunan kognitif, menurut sebuah studi yang dilakukan peneliti Cina.

Sebagai tambahan, studi lain mengindikasikan bahwa kadar sodium yang tinggi dapat memicu masalah kognitif karena bisa memberi dampak negatif pada sel endotel di dalam otak. Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa terlalu banyak sodium bisa berujung pada peningkatan risiko demensia.

Seseorang yang terlalu banyak mengonsumsi sodium biasanya merasakan beberapa gejala. Sebagian dari gejala tersebut adalah haus, frekuensi berkemih jarang, otot berkedut, serta diare. Tes darah perlu dilakukan untuk mengonfirmasi kadar sodium.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement