Jumat 16 Dec 2022 15:36 WIB

Pembayaran Minim Kontak Diprediksi Semakin Ngetren di Kalangan Wisatawan

Wisatawan lokal juga mulai mengedepankan pembayaran minim kontak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Salah satu aliran subak yang dipertahankan di dalam kompleks Hoshinoya Bali yang berlokasi 20 menit dari pusat wisata Ubud di Gianyar, Bali. Hasil studi Visa mengungkap Ubud merupakan destinasi yang paling ingin dikunjungi wisatwan.
Foto: dok Hoshinoya
Salah satu aliran subak yang dipertahankan di dalam kompleks Hoshinoya Bali yang berlokasi 20 menit dari pusat wisata Ubud di Gianyar, Bali. Hasil studi Visa mengungkap Ubud merupakan destinasi yang paling ingin dikunjungi wisatwan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan minim kontak alias contactless journey diprediksi menjadi standar baru tren wisata, terutama saat pelancong lintas negara melakukan pembayaran. Tak hanya di skala global, kini masyarakat Indonesia pun mengedepankan low-touch journey.

Head of strategy and business planning Visa Indonesia, Handikin Setiawan, menyampaikan bahwa pembayaran dengan kartu contactless menawarkan pengalaman membayar yang aman, mudah, nyaman, dan inovatif. Metode pembayaran itu sudah menjadi pilihan utama di berbagai belahan dunia.

Baca Juga

"Pembayaran contactless memudahkan masyarakat yang bepergian lintas negara," ujar Handikin pada sesi talk show virtual besutan Visa dan Traveloka yang berjudul "Tren Traveling Lintas Negara untuk Healing Anti-Ribet: A Contactless Journey", Rabu (14/11/2022).

 

Berdasarkan studi Global Travel Intentions Visa, ada 420 persen peningkatan keinginan pelancong menjadi smart traveler saat merencanakan perjalanan. Studi yang mencakup minat dan preferensi perjalanan masyarakat itu berlangsung Maret 2022 hingga Juli 2022.

Peningkatan yang ada jika dikomparasikan dengan periode November 2021 hingga Februari 2022. Sebanyak 81 persen responden memilih metode pembayaran dengan kartu kredit dan transaksi contactless sehingga meminimalisasi sentuhan selama melancong.

Temuan lain dari studi ini juga menunjukan bahwa masyarakat semakin mencari fleksibilitas perjalanan yang memungkinkan mereka untuk mencari refundable ticket (48 persen). Ada pula 46 persen penurunan kebutuhan perjalanan terkait pandemi, seperti keharusan vaksin, tes Covid-19, dan asuransi khusus Covid-19.

Sebanyak 25 persen pelancong mempertimbangkan berwisata untuk tujuan healing dan relaksasi dari kepenatan. Luxury travel pun semakin dipilih oleh segmen kelas atas. Sebanyak 58 persen mencari hotel mewah bintang lima, 14 persen mencari resor dan vila mewah, dan sembilan persen mencari restoran fine dining saat berwisata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement