REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat pergeseran perilaku wisatawan Indonesia yang melancong lintas negara pascapandemi Covid-19. Head of corporate partnership Traveloka, Stevens Hendrajaya, mengatakan ada sejumlah kebiasaan yang berubah.
Menurut Stevens, saat awal pandemi Covid-19 merebak, pelancong sangat memperhatikan faktor kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan di destinasi wisata. Begitu pandemi mereda, pelancong lintas negara lebih fokus pada hal lain.
"Ada fleksibilitas, karena peraturan saat pandemi mereda cenderung selalu berubah. Konsumen yang tadinya tidak berkompromi dengan informasi dadakan, kini lebih terbiasa," ujar Stevens pada talk show virtual bertajuk "Tren Traveling Lintas Negara untuk Healing Anti-Ribet: A Contactless Journey" besutan Visa dan Traveloka, Rabu (14/11/2022).
Harga, penawaran, dan promo wisata juga jadi elemen yang menarik bagi konsumen. Database Traveloka menunjukkan tren lain di tengah masyarakat ketika hendak traveling untuk staycation, workcation, bleisure (perjalanan bisnis dan berlibur), dan sport tourism.
Data internal Traveloka pada kuartal ketiga tahun 2022 menunjukkan, terdapat peningkatan pemesanan hingga lima kali lipat untuk perjalanan destinasi internasional dan lebih dari 30 persen peningkatan pemesanan pada perjalanan destinasi domestik. Kenaikan itu jika dibandingkan dengan awal 2022.
Secara keseluruhan, pemesanan tiket pesawat juga meningkat hingga empat kali dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan kondisi yang menjanjikan itu, Stevens bersama Traveloka sangat antusias dan optimistis, namun tetap berhati-hati dengan pemulihan industri pariwisata yang perlahan-lahan mulai bangkit.
Traveloka berusaha menyelaraskan programnya dengan berbagai upaya pemulihan sektor pariwisata yang dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Disampaikan Stevens, Traveloka bertekad selalu fokus dan memahami beragam kebutuhan konsumen.