Rabu 14 Dec 2022 12:43 WIB

Terinfeksi Cacar Ular Tingkatkan Risiko Sakit Jantung, Kenali Ciri Penyakit Ini

Herpes zoster atau cacar ular juga berisiko sebabkan sakit strok.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Herpes zoster atau cacar ular juga berisiko sebabkan sakit strok.
Foto: www.pxhere.com
Herpes zoster atau cacar ular juga berisiko sebabkan sakit strok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang yang pernah terkena herpes zoster atau cacar ular mungkin perlu lebih mewaspadai gejala serangan jantung atau strok. Alasannya, riwayat herpes zoster bisa meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular seperti serangan jantung dan strok, bahkan dalam jangka waktu yang panjang.

Kaitan antara riwayat herpes zoster dan risiko kejadian kardiovaskular ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada November lalu di Journal of the American Heart Association. Studi ini mengungkapkan bahwa herpes zoster atau shingles berkaitan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular sekitar 30 persen.

Baca Juga

Peningkatan risiko ini bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama. Berdasarkan studi, peningkatan risiko ini dapat berlangsung selama 12 tahun atau lebih sejak herpes zoster terjadi. Peningkatan risiko kejadian kardiovaskular terkait herpes zoster juga tampak lebih tinggi pada orang-orang dengan masalah gangguan imun.

Studi sebelumnya telah menyoroti bahwa herpes zoster berkaitan dengan peningkatan risiko strok dan serangan jantung. Namun studi tersebut hanya menyoroti peningkatan risiko dalam jangka pendek. Studi terbaru ini mengindikasikan bahwa peningkatan risiko strok dan serangan jantung terkait herpes zoster bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama.

"Sebelumnya tidak diketahui apakah peningkatan risiko ini bertahan dalam jangka panjang," jelas ketua tim peneliti dan ahli epidemiologi dari Chaning Division of Network Medicine pada Brigham and Women's Hospital, Sharon G Curhan MD, seperti dilansir Health, Rabu (14/12/2022).

Menurut Dr Curhan, saat ini ada semakin banyak bukti yang menghubungkan virus varicella zoster dengan penyakit pembuluh darah. Menurut Dr Curhan, benang merah yang mengaitkan cacar ular dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular adalah peradangan yang terjadi pada saat seseorang terkena cacar ular.

 

Mengenal Herpes Zoster

Herpes zoster merupakan infeksi virus yang terjadi karena virus varicella-zoster yang ada di dalam tubuh mengalami reaktivasi. Virus varicella-zoster merupakan virus yang juga menyebabkan terjadinya cacar air.

Seperti dilansir Mayo Clinic, setelah seseorang pulih dari cacar air, virus varicella-zoster akan tetap berdiam di dalam tubuh Pada orang-orang yang pernah terkena cacar air, virus varicella-zoster akan bertahan di dalam tubuh seumur hidup, namun dalam kondisi "tertidur" atau dormant.

Sewaktu-waktu, virus varicella-zoster yang tertidur ini bisa kembali aktif. Kondisi kembali aktifnya virus varicella-zoster yang tertidur inilah yang dikenal sebagai cacar ular atau herpes zoster.

Meski tidak mengancam jiwa, herpes zoster bisa menimbulkan gejala yang tak nyaman. Gejala-gejala herpes zoster biasanya hanya muncul pada sebagian kecil area tubuh. Gejala ini dapat berupa rasa nyeri, terbakar, atau kesemutan, sensitif bila disentuh, ruam merah yang muncul beberapa hari setelah rasa nyeri, lepuh berisi cairan, dan gatal. Sebagian orang juga dapat merasakan demam, sakit kepala, sensitif pada cahaya, dan lelah.

Dari beragam gejala ini, gejala pertama yang biasanya muncul pada herpes zoster adalah nyeri. Sebagian orang bisa merasakan nyeri yang sangat intens. Bergantung pada lokasinya, nyeri pada herpes zoster terkadang dianggap sebagai masalah kesehatan lain.

Vaksinasi bisa membantu menurunkan risiko seseorang terhadap herpes zoster. Selain itu, pengobatan yang diberikan lebih awal bisa membantu mempersingkat masa infeksi dan menurunkan risiko komplikasi. Komplikasi paling umum yang mungkin dialami pasien herpes zoster adalah postherpetic neuralgia, yaitu kondisi yang membuat rasa nyeri herpes zoster bertahan lama meski lepuhan atau ruam herpes zoster telah sembuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement