Ahad 11 Dec 2022 16:30 WIB

Jangan Anggap Sepele, Ini 13 Efek Samping dari Vape

Efek samping vape tidak bisa dianggap sepele.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Orang yang sering nge-vape juga lebih mungkin menderita batuk kronis dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi vape atau merokok.
Foto: Republika/ Wihdan
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Orang yang sering nge-vape juga lebih mungkin menderita batuk kronis dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi vape atau merokok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian yang dipresentasikan pada Sesi Ilmiah American Heart Association pada Oktober 2022 menyoroti potensi bahaya vaping, termasuk hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele karena jika berkepanjangan bisa meningkatkan risiko serangan jantung atau strok, masalah mata dan ginjal, serta gagal jantung.

Direktur Klinis di aplikasi kesehatan Evergreen Life, dr Brian Fisher, mengatakan bahwa vaping memicu peningkatan risiko masalah kardiovaskular pada orang dewasa. Orang yang sering nge-vape juga lebih mungkin menderita batuk kronis dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi vape atau merokok.

Baca Juga

"Vaping juga bisa mengurangi fungsi paru-paru secara keseluruhan. Bila ada penelitian yang jelas seperti ini, mereka yang percaya vaping hanyalah 'uap air' adalah salah besar," kata Fisher, seperti dilansir dari Express, Sabtu (10/12/2022).

Dr Fisher mengungkapkan bahwa 20mg/ml cairan vape setara dengan sekitar 40 batang rokok. Dalam hal kesehatan mulut, penggunaan rokok elektrik juga terkait dengan kasus penyakit gusi dan sariawan.

Vaping bisa menyebabkan sariawan karena beberapa alasan. Pertama, vaping menyebabkan mulut pengguna menjadi lebih kering sehingga mulut dan gusi mudah teriritasi. Oleh karena itu, pengguna mungkin memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena bisul di area mulut atau bibir.

"Vaping juga telah terbukti mengubah bakteri di dalam mulut Anda, yang dapat membuat Anda lebih rentan terhadap luka dan bisul," jelas dr Fisher.

Paparan nikotin kronis tampaknya memiliki efek merugikan pada otak, yang dapat meningkatkan risiko depresi. Mengenai orang-orang yang khawatir tentang asap dari vaping, Dr Fisher mengatakan bahwa hingga kini penelitian masih berlangsung. Namun demikian, dia menyarankan untuk menghindari vaping di sekitar anak-anak dan ibu hamil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement