Studi cross-sectional ini didasarkan pada sampel 3.145 penduduk Barcelona berusia 15-97 tahun yang berpartisipasi dalam Survei Kesehatan Barcelona 2016 -dibuat oleh Badan Kesehatan Masyarakat Barcelona- dan direkrut secara acak. Status kesehatan mental dinilai dengan 12 item Kuesioner Kesehatan Umum (GHQ-12).
Sebanyak 18 persen peserta melaporkan kesehatan mental yang buruk dan 8,3 persen melaporkan telah mengunjungi psikolog pada tahun sebelumnya. Selain itu, 9,4 persen melaporkan menggunakan obat penenang dan 8,1 persen melaporkan telah menggunakan antidepresan dalam dua hari sebelumnya.
"Studi ini menemukan bahwa ruang hijau yang relatif sedikit di Barcelona dan bahwa aturan 3-30-300 hanya dipenuhi oleh sebagian kecil orang, meskipun memiliki efek kesehatan mental yang bermanfaat," jelas Mark Nieuwenhuijsen, Direktur Perencanaan Kota, Inisiatif Lingkungan dan Kesehatan di ISGlobal merangkap penulis utama studi ini, seperti dilansir Times Now News, Rabu (7/12/2022).
Nieuwenhuijsen mengatakan, ada kebutuhan mendesak untuk menyediakan lebih banyak ruang hijau bagi warga. "Kita mungkin perlu merobek aspal dan menanam lebih banyak pohon, yang tidak hanya akan meningkatkan kesehatan, tetapi juga mengurangi efek pulau panas dan berkontribusi pada penangkapan karbon," kata Nieuwenhuijsen.
Menurut tim peneliti, studi serupa harus dilakukan di kota-kota lain yang memiliki cakupan naungan pohon jauh lebih luas daripada Barcelona. Sebab, kurangnya ruang hijau, terutama naungan pohon yang cukup, membatasi kemampuan untuk menilai aspek 30 persen dari aturan 3-30-300.
"Pertanyaannya adalah sejauh mana 30 persen naungan pohon dapat dilakukan, terutama di kota-kota padat," kata para peneliti