REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan yang menemukan pengobatan Covid-19 kini memusatkan konsentrasi mereka untuk menyembuhkan flu. Uji coba di 150 rumah sakit National Health Service (NHS) di Inggris akan mengetes obat pada ribuan orang Inggris yang terinfeksi flu selama dua tahun ke depan.
Kasus-kasus flu diprediksi akan meroket musim dingin ini setelah dua tahun lockdown menghancurkan kekebalan masyarakat terhadap virus. Uji coba REMAP-CAP membuktikan pada tahun 2021, obat radang sendi tocilizumab membantu memangkas risiko kematian akibat Covid-19 lebih dari sepertiga.
Dokter di seluruh dunia mulai menggunakan obat itu dalam waktu dekat. Kepala peneliti Profesor Anthony Gordon dari Imperial College London mengatakan, selama pandemi, uji coba mereka dengan cepat merespons virus baru dan membantu menyelamatkan nyawa. Mereka sekarang menyebarkannya kembali melawan ancaman yang diketahui.
"Flu sangat menular dan dapat membuat anak-anak, orang tua, dan orang yang rentan menjadi tidak sehat dalam beberapa kasus," ujar Prof Gordon, seperti dilansir laman The Sun, Rabu (30/11/2022).
Mereka berharap uji coba tersebut akan membantu menemukan perawatan flu yang sangat dibutuhkan dengan cepat. NHS Inggris pekan lalu memperingatkan sudah ada lebih dari 350 orang di rumah sakit karena flu. Para pimpinan khawatir mereka harus melawan lonjakan Covid-19 dan flu pada saat yang sama musim dingin ini.
Kepala petugas medis, Profesor Sir Stephen Powis mengatakan bahwa faktanya flu sudah ada di tengah masyarakat. Kekhawatiran pun sangat nyata.
Sekitar 33 juta orang Inggris berhak mendapatkan suntikan vaksin flu gratis dan NHS telah menggunakan antivirus untuk merawat pasien yang sakit parah. Tetapi studi baru ini bertujuan untuk meningkatkan perawatan, di mana 27.500 orang meninggal karena flu rata-rata setahun sebelum pandemi Covid-19.