REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat merasa kurang sehat seperti mengalami flu atau batuk, Anda mungkin membeli obat di apotek. Obat yang Anda beli mungkin memiliki warna berbeda. Pernahkah Anda bertanya-tanya, apa arti warna-warna itu?

Seorang apoteker di Chemist Click Online Pharmacy, Abbas Kanani, mengatakan warna obat sebenarnya tidak ada hubungannya dengan obat itu sendiri dan sebenarnya merupakan pilihan pemasaran yang cerdas dari produsen. "Warna obat ditentukan oleh produsen, dan tidak ada hubungannya dengan kemanjuran obat. Mereka sering menjadi pilihan pemasaran," ujarnya dikutip dari laman The Mirror, beberapa waktu lalu.

Sebuah studi sebelumnya menunjukkan bahwa warna merah, kuning, dan jingga dikaitkan dengan efek stimulasi, sedangkan biru dan hijau dikaitkan dengan efek penenang. "Bagi banyak pasien, keyakinan yang terbentuk sebelumnya, yang mereka miliki sebelum minum obat sering kali dapat memengaruhi keefektifan obat dan efek samping. Ini dikenal sebagai efek plasebo, di mana tindakan farmakologis berdampak pada pasien," jelasnya.

Dia mengatakan, efek plasebo sangat kuat dan bukan hanya warna pil yang harus dipertimbangkan dengan cermat. "Pemikiran sering tertuju pada pewarnaan dan tampilan, tidak hanya pilnya tetapi juga kotaknya," kata dia.

Kanani memperingatkan, hal terpenting yang harus dilakukan sebelum membeli obat adalah benar-benar memperhatikan gejala. Pasti Anda tidak ingin membuang-buang uang untuk membeli produk yang tidak benar-benar dapat meredakannya.

Ada tiga jenis bahan yang dapat membuat perbedaan nyata. Hal itu bergantung pada gejala yang Anda rasakan, yang pertama adalah dekongestan (juga dikenal sebagai vasokonstriktor) untuk hidung tersumbat, yang kedua adalah ekspektoran untuk batuk berlendir, dan yang ketiga adalah penekan batuk untuk batuk kering dan gatal.

Setelah memiliki gambaran tentang apa yang dicari, Anda dapat memilih bahan-bahan seperti ini pada paket obat. Tidak perlu membeli obat dengan harga mahal. Yang penting kandungan yang dibutuhkan untuk penyakit Anda, ada dalam obat tersebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika