REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pil Pfizer Covid-19 tampaknya hanya memberikan sedikit manfaat atau bahkan sama sekali tidak bermanfaat pada orang dewasa muda. Hal tersebut terungkap melalui penelitian skala besar yang diterbitkan di New England Journal of Medicine pada Rabu (24/8/2022).
Hasil penelitian kemungkinan akan bisa menjadi bahan evaluasi penggunaan Paxlovid sebagai pengobatan rawat jalan untuk Covid-19 di Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menghabiskan dana lebih dari 10 miliar dolar AS untuk membeli Paxlovid agar tersedia di ribuan apotek.
Para peneliti menemukan Paxlovid mengurangi pasien rawat inap di antara mereka yang berusia 65 dan lebih tua sekitar 75 persen. Namun, bagi mereka yang berusia 40 hingga 65 tahun, manfaat dari obat itu tidak terlihat.
Penelitian ini memiliki keterbatasan karena hanya mengumpulkan data dari sistem kesehatan besar Israel dibandingkan mendaftarkan pasien dalam penelitian acak dengan kelompok kontrol yang menjadi standar untuk penelitian medis. Selain itu, temuan juga mencerminkan sifat pandemi yang berubah saat sebagian besar orang sudah mempunyai perlindungan dari virus karena vaksinasi atau infeksi.
Untuk orang dewasa, terbentuknya imunitas sangat mengurangi risiko komplikasi Covid-19 yang parah. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan 95 persen orang AS yang berusia 16 tahun ke atas telah memperoleh beberapa tingkat kekebalan terhadap virus.
"Paxlovid akan tetap penting bagi orang-orang dengan risiko tertinggi Covid-19, seperti manula dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Namun, bagi sebagian orang AS sekarang, ini tidak memiliki banyak manfaat," kata peneliti dan dokter University of Minnesota Dr David Boulware.