Rabu 23 Nov 2022 12:43 WIB

Pada Kasus Kalideres, Apa yang Terjadi Bila tak Makan Minum dalam Waktu Lama?

Ketika defisit asupan, tubuh mulai mengonsumsi cadangannya untuk menghasilkan energi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Polisi membuka garis polisi pada TKP penemuan empat jasad di Perumahan Citra Grand Extension, Kalideres, Jakarta, Rabu (16/11/2022). Tim gabungan dari Inafis Polri, Puslabfor Bareskrim Polri, Dokter Forensik, Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat melakukan olah TKP untuk menyelidiki kasus penemuan empat jasad yang tewas mengenaskan. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Polisi membuka garis polisi pada TKP penemuan empat jasad di Perumahan Citra Grand Extension, Kalideres, Jakarta, Rabu (16/11/2022). Tim gabungan dari Inafis Polri, Puslabfor Bareskrim Polri, Dokter Forensik, Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat melakukan olah TKP untuk menyelidiki kasus penemuan empat jasad yang tewas mengenaskan. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini viral sebuah berita meninggalnya satu keluarga yang diduga karena kelaparan. Isi yang beredar, mereka tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup lama. Apa sebenarnya yang terjadi bila tidak makan dan minum dalam waktu panjang?

Akademisi yang juga praktisi klinis, Prof Ari Fahrial Syam mengatakan pasien dengan modalitas yang terbatas (banyak komorbid), ketika tidak makan dan tidak minum dalam waktu lama akan berhadapan dengan situasi yang mungkin bisa mengancam jiwa dalam waktu kurang dari seminggu.

Baca Juga

Puasa mutlak yang bukan hanya tanpa makanan tetapi juga tanpa asupan cairan, tidak sesuai dengan kehidupan, selama lebih dari beberapa hari. Seseorang dengan penyakit penyerta yang ada atau harus mengonsumsi obat-obatan tetapi namun mengabaikan obat tersebut, mereka akan berhadapan dengan komplikasi yang parah dalam waktu singkat.

"Kelaparan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kerusakan serius pada organ tubuh dan mental seseorang," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (23/11/2022).

Ketika terjadi defisit asupan energi, tubuh mengonsumsi cadangannya sendiri untuk menjaga glukosa darah, bahan bakar utamanya. Tubuh pertama-tama akan menggunakan cadangan lemak. Kemudian, tubuh akan mulai menggunakan otot dan jaringan organ untuk menghasilkan energi.

Ia menambahkan kekurangan garam dan vitamin juga berbahaya bagi tubuh. Selama tidak makan dan minum, selain penurunan berat badan, banyak gejala lain yang umum terjadi seperti sensasi lapar di awal kemudian hilang nafsu makan, apatis dan lekas marah, sakit kepala, pusing, sulit bangun dan bergerak.

Tak hanya itu, juga bisa memunculkan kecemasan, kesedihan, susah tidur, gangguan konsentrasi, nyeri perut, tukak lambung, mual, konstipasi (terkadang diare) bahkan gangguan pada ginjal sampai gagal ginjal karena akan terjadi dehidrasi berat. Tekanan darah juga akan turun dan pernapasan melemah.

"Semakin lama puasa berlangsung, semakin besar risiko komplikasi serius meningkat," tuturnya.

Bahkan komplikasi yang terjadi berlangsung permanen. Mulai dari gangguan neurologis seperti kelumpuhan ekstremitas, kebutaan, koma sampai kematian. "Kematian karena masalah neurologis, jantung, paru atau ginjal dan berbagai komplikasi lain."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement