REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Vaksinolog Dirga Sakti Rambe dari Universitas Indonesia mengatakan efektivitas vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks lebih tinggi ketika diberikan kepada anak-anak karena belum aktif secara seksual.
"Paling baik sebelum aktif secara seksual, sebelum terpapar virus HPV (human papillomavirus)," kata Dirga di Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Semakin beranjak dewasa, seseorang lebih rentan terpapar human papillomavirus (HPV) yang terdiri dari berbagai tipe, yakni tipe risiko tinggi penyebab kanker serviks dan tipe risiko rendah penyebab kutil kelamin. Dengan memberikan vaksinasi sejak dini, maka tubuh seseorang sudah punya kekebalan yang mencegah terjadinya infeksi HPV jika terpapar virus.
Meski virusnya berhasil masuk ke dalam tubuh, antibodi akan menghalangi agar infeksi tersebut tidak menyebar dan berkembang. "Itulah alasan dikasih ke anak sekolah, semakin muda, semakin belum terpapar (HPV), efektivitas vaksin paling tinggi," jelas dia.
Pemberian vaksin HPV untuk anak perempuan usia kelas 5 dan 6 SD/sederajat telah masuk ke dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Dosis pertama diberikan ketika anak menginjak usia kelas 5 SD, sedangkan dosis kedua diberikan setahun kemudian.
Vaksin HPV tidak hanya eksklusif untuk anak perempuan. Dirga mengatakan vaksin ini juga penting untuk perempuan dewasa dengan rentang usia ideal 19-26 tahun. Vaksin dapat diberikan hingga seseorang berusia 55 tahun.
Infeksi HPV juga bisa menyerang pria, sebab HPV dapat mengakibatkan penyakit lain seperti kanker anal, kanker orofaring, dan kanker penis. Oleh karena itu, Dirga mengatakan vaksin HPV juga bisa diberikan kepada pria dewasa dengan rentang usia 19-26 tahun.
Dua hingga tiga dosis suntikan vaksin HPV dapat memberikan perlindungan seumur hidup. Menurut Dirga, HPV merupakan virus yang "canggih" karena dapat mengelabui sistem imunitas tubuh. Berdasarkan penelitian, antibodi pada orang yang terinfeksi HPV rendah karena virus gagal dideteksi oleh sistem imunitas tubuh. Maka, vaksinasi HPV sebagai upaya pencegahan menjadi penting.
Dirga menambahkan penyakit ini bisa dicegah juga dengan tidak melakukan aktivitas seksual yang berisiko, menjaga kebersihan diri, tidak merokok dan pap smear berkala untuk orang yang sudah aktif secara seksual.