Dr Dicky menjelaskan bahwa seiring berjalannya waktu, ketika tidak dilakukan upaya untuk menurunkan tekanan darah, maka aorta akan dapat terus membesar, tegang, dan akhirnya pecah. Apa yang akan dirasakan penderitanya?
"Keluhannya sama, kalau misalnya dia robek, nyeri. Tapi kalau dia membesar, tergantung dari lokasinya, kalau di dada, keluhannya penekanan, dia akan menekan saraf atau akan menekan paru jadi dia sesak," jelas dokter dari RSJPD Harapan Kita itu.
Kalau terjadi pembesaran di daerah perut, maka akan dapat menekan usus. Ujungnya akan terjadi gangguan buang air.
"Beberapa bulan ini memang insidensi diseksi aorta kelihatannya meningkat dan variasinya semakin banyak, tadinya usia sekitar 50-60 tahun, sekarang usia 40-50 makin banyak dan sekarang usia di bawah 30," jelasnya.
Kondisi hipertensi memiliki kaitan erat dengan diseksi aorta. Karena semakin tinggi tekanan darah, aorta semakin berjuang untuk mempertahankan medan tegangan yang memperbesar risiko robek.