REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekilas, sinusitis dan gigi berlubang tampak seperti dua masalah kesehatan yang tak berkaitan. Padahal, kejadian sinusitis bisa dipicu oleh masalah gigi berlubang.
"Bakteri dalam mulut juga dapat menyebabkan sinusitis," ungkap spesialis konservasi gigi dari Dental Specialist Clinic di RS Pondok Indah - Puri Indah, drg Hanny Ilanda SpKG, dalam surel yang diterima Republika.co.id
Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada sinus. Sedangkan sinus, kata drg Hanny, adalah beberapa pasang ruang kosong yang terhubung ke rongga hidung. Akar gigi geraham rahang atas umumnya berada sangat dekat dengan dasar sinus maksilaris. Pada beberapa kasus, ada akar gigi yang menyatu dengan dasar sinus maksilaris.
"Sinus maksilaris adalah rongga sinus terbesar yang letaknya berada di bawah mata dan di atas gigi geraham rahang atas," kata drg Hanny.
Posisi anatomis inilah yang bisa membuat masalah gigi berlubang bisa memicu peradangan pada sinus. Masalah peradangan ini bisa terjadi bila infeksi pada gigi berlubang meluas hingga ke akar.
"Begitu juga sebaliknya, radang yang terjadi pada sinus akan menyebabkan sakit pada gigi di bawahnya," kata drg Hanny.
Bila kedua masalah ini sudah terjadi, maka perawatan pada gigi saja tidak cukup. Penanganan sinusitis juga harus dilakukan dengan menggunakan antibiotik dan obat-obatan penunjang.
Secara umum, gigi berlubang terjadi akibat kondisi mulut yang tidak bersih. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh adanya sisa-sisa makanan di sekitar gigi dan jaringan pendukung yang terkontaminasi dengan bakteri.
Lambat laun, sisa makanan yang menumpuk ini akan membentuk plak dan berubah menjadi asam. Suasana asam dari sisa makanan ini lalu memicu terjadinya demineralisasi pada email dan dentin gigi.
Lubang pada gigi yang tak ditangani bisa menembus dan merusak tulang di sekitar gigi. Bila terus dibiarkan, kondisi ini akan mengganggu saraf gigi dan membuat gigi mati lalu membusuk.
"Bakteri dalam gigi yang sudah membusuk dapat menyebar dan mengakibatkan peradangan pada bagian tubuh lain," ungkap drg Hanny.
Ikuti Whatsapp Channel Republika