Senin 03 Oct 2022 19:50 WIB

Bayi di AS Meninggal Akibat Tidur Bersama Sang Ibu, Mengapa Demikian?

Co-sleeping atau tidur seranjang dengan bayi dianggap hal lumrah di Indonesia.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Co-sleeping atau tidur seranjang dengan bayi dianggap hal lumrah di Indonesia.
Foto: Antara
Co-sleeping atau tidur seranjang dengan bayi dianggap hal lumrah di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Co-sleeping atau tidur seranjang dengan bayi dianggap sebagai hal lumrah di Indonesia. Namun kini, pakar medis dari AS menegaskan bahwa hal itu termasuk tindakan berbahaya dan merupakan salah satu penyebab kematian bayi mendadak yang tidak terduga (SUID).

Merujuk data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada tahun 2020, 905 bayi meninggal di AS karena lemas dan tercekik di tempat tidur. Kira-kira 3.400 bayi (di bawah usia satu tahun) meninggal di AS secara tiba-tiba dan tidak terduga setiap tahun.

Baca Juga

"Tidak ada penyebab yang jelas," CDC melaporkan pada halaman data dan statistiknya untuk SUID dan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Bulan ini, seorang ibu berusia 23 tahun dari Ohio AS bernama Brooke Hunter didakwa atas kasus pembunuhan tidak sengaja dan membahayakan setelah anak keduanya terbunuh karena co-sleeping.

"Pada Juni, anak Hunter yang berusia 6 minggu terbunuh akibat co-sleeping. Hampir tepat satu tahun sebelumnya, Hunter memiliki seorang anak berusia 6 minggu yang juga terbunuh karena co-sleeping,” kata asisten jaksa dari kantor kejaksaan Hamilton, Amy Clausing.

Clausing menjelaskan bahwa pada kejadian pertama, Hunter telah diberi tahu ihwal bahaya tidur seranjang dengan bayi. Namun rupanya ia tak menggubris peringatan tersebut dan kembali melakukan co-sleeping kepada anak keduanya.

"Karena insiden sebelumnya, jaksa di wilayah Hamilton memutuskan bahwa kematian anak kedua sebagai pembunuhan,” kata Clausing seperti dilansir dari Fox News, Senin (3/10/2022). 

Jika terbukti bersalah, Hunter menghadapi kemungkinan hukuman maksimum 11 tahun penjara. CDC menyatakan bahwa ada tiga jenis SUID yang umum dilaporkan meliputi sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), penyebab tidak diketahui, serta tidak sengaja tercekik di tempat tidur.

"Kami melakukan segala upaya untuk membantu menghindari situasi yang mengerikan ini," kata Dr Steven Czinn, kepala pediatri di University of Maryland Medical Center di Baltimore, Maryland.

Czinn mengatakan bahwa dia dan stafnya diharuskan untuk mendidik orang tua tentang bahaya yang terkait dengan tidur bersama, ditambah keamanan tidur, sebelum pasien dipulangkan dari rumah sakit setelah persalinan dan melahirkan.

"Semua yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kesadaran itu penting. Ini adalah situasi yang paling tragis, memiliki keluarga yang berurusan dengan kematian anak di tahun pertama kehidupan. Kita harus terus mengedukasi, meningkatkan kesadaran,” kata dia.

Czinn mengatakan alasan tidur bersama dianggap berbahaya adalah karena bayi bernapas melalui hidung. Dan hidung mungil mereka bisa tersumbat dengan sangat mudah.

“Makanya kami minta kepada orang tua untuk tidak lagi memasukkan (barang-barang tertentu) ke dalam boks, entah itu mainan lunak, bantal, selimut, tempat tidur. Jadi jika Anda tidur bersama dan bayi, ada kemungkinan bayi berada dalam posisi di mana mereka akan kesulitan bernapas melalui hidung,” kata dia.

Selain itu, bayi tidak memiliki keterampilan motorik kasar untuk berguling dari perut ke belakang atau kembali ke perut, sehingga mereka tidak dapat mengubah posisi dan menghindari penghalang. "Sayangnya itu mengarah pada konsekuensi tragis yang mengerikan," kata Czinn.

Sementara itu, ada beberapa laporan yang mengklaim ada manfaat psikologis dari tidur bersama. Namun Czinn dan AAP menyarankan untuk tidak melakukannya.

“Jika Anda ingin berbaring bersama bayi Anda, silakan lakukan selama beberapa menit. Pastikan tidak sampai tertidur,” kata Czinn.

Dalam pernyataan kebijakan 2022 tentang kematian bayi terkait tidur, AAP membahas bahwa mereka tidak merekomendasikan tidur bersama dengan bayi. Tetapi AAP memahami dan menghormati bahwa banyak orang tua memilih untuk tidur bersama bayi secara rutin karena berbagai alasan.

Alasan tersebut mungkin termasuk menyusui, preferensi budaya dan keyakinan bahwa itu lebih baik dan lebih aman untuk bayi dan lain sebagainya. Namun, berdasarkan bukti, Czinn tidak dapat merekomendasikan tindakan cosleeping dalam keadaan apa pun.

“Menempatkan bayi dalam keranjang bayi yang diletakkan di dekat tempat tidur bisa jadi pilihan bagi orang tua yang ingin menemani dan menanggapi kebutuhan bayi mereka,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement