REPUBLIKA.CO.ID, Tidur sendiri atau tidur bersama? Di Indonesia, orang tua tidur dengan bayi mungilnya menjadi suatu kelaziman. Tahukah Anda, di AS, tidur bersama bayi menjadi kontroversial?Para orang tua baru yang rajin membaca tentang pengasuhan anak bisa-bisa menjadi bimbang. Pilihan mana yang terbaik? Masing-masing pilihan punya pendukung.
Mereka yang pro bayi tidur sendiri, mengkhawatirkan keamanan si bayi bila tidur bersama orang dewasa. Para pendukung tidur bersama melihat tempat tidur si bayi adalah di dekat ibunya, di tempat tidur orang tuanya. ''Bagaimana mungkin menjalin keakraban dengan anak jika di usia amat muda, ia kita jauhkan,'' tulis seorang ibu, penulis parenting.
Para pendukung tidur bersama percaya, didukung sejumlah penelitian menyatakan bahwa tidur bersama bisa:
- mendorong pemberian ASI dan menyusui di malam hari lebih menyenangkan bagi si bayi.
- memudahkan ibu yang menyusui untuk mendapatkan siklus tidurnya pun bisa selaras dengan si bayi.
- membantu bayi tidur lebih mudah, khususnya pada bulan-bulan awal dan ketika bangun di tengan malam.
- membantu bayi bisa tidur malam lebih banyak karena mereka bangun lebih sering dengan durasi makan lebih pendek, yang bisa menambah jumlah tidur yang lebih banyak di malam hari.
- membantu ayah-ibu yang terpisah dari bayi pada siang harinya mendapatkan kedekatan dengan bersama bayi mereka yang terasa hilang sebelumnya.
Tapi, apakah risiko tidur bersama lebih berat ketimbang keuntungannya?
Consumer Product Safety Commission (CPSC) AS mengingatkan para orang tua agar tak meletakkan bayi mereka tidur di tempat tidur orang dewasa. Kata mereka, si bayi bakal kena risiko tercekik. Dan, American Academy of Pediatrics (AAP) mengamininya. Bila Anda ingin tidur bersama si mungil, tentu ada baiknya memerhatikan pertimbangan mereka yang menentangnya.