Lalu, selanjutnya, kebutuhan yang tidak mendesak. Contohnya, orang tua membutuhkan dana untuk reuni atau sekadar berkumpul bersama kawan-kawannya.
"Nah kalau kasusnya kayak gini, kalau misal mama kita minta uang untuk reuni atau sejenisnya, sementara uang kita terbatas, udah tolak aja. Nggak apa-apa, mending dijulidin," kata Ligwina.
Sementara itu, bagi anak, Ligwina juga menyarankan untuk membagi skala prioritas dari yang bersifat urgent dengan hal-hal yang bisa ditunda. Keperluan urgent anak yang harus segera dipenuhi misalnya keperluan makan anak, biaya sekolah anak, dan sejenisnya. Sementara yang bisa ditunda, misalnya membelikan anak mainan.
"Jadi nggak bisa dipukul rata, beda orang dan beda kondisi, beda juga prioritasnya. Di satu sisi mungkin bisa prioritas ke anak, satu sisi prioritas ke orang tua," jelas Ligwina.