Dari studi ini, tim peneliti menemukan bahwa masalah otak ternyata tak hanya mengenai penyintas Covid-19 yang sebelumnya mengalami gejala berat dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Masalah otak juga ditemukan pada penyintas Covid-19 yang sebelumnya sehat dan hanya mengalami gejala ringan.
"Tak peduli apakah Anda muda atau tua, wanita atau pria, atau apa ras Anda. Tak peduli apakah Anda merokok atau tidak, apakah Anda memiliki kebiasaan tak sehat atau masalah kesehatan lain," kata Al Aly.
Dalam studi ini, hanya sedikit sekali para partisipan yang sudah menerima vaksin Covid-19. Alasannya, vaksin Covid-19 baru diedarkan di Amerika pada Desember 2020. Menurut Al Aly, pemberian vaksin dapat menurunkan risiko masalah otak jangka panjang akibat Covid-19 sekitar 20 persen.
"Virus (SARS-CoV-2) mungkin tak sejinak seperti yang sebagian orang pikirkan," ungkap Al Aly.