Dr Oktavia menyebutkan faktor risiko penyakit jantung bawaan antara lain kelainan gen, riwayat keluarga dengan kondisi penyakit jantung bawaan, dan sindroma-sindroma tertentu. Faktor ibu, seperti mengalami penyakit rubella, toksoplasma, mengalami diabetes, sering menggunakan obat yang tidak direkomendasikan dokter kandungan, kebiasaan minum beralkohol, terpapar radiasi, dan merokok, juga bisa menyebabkan penyakit jantung bawaan.
Dr Oktavia mengatakan sekitar 30 persen penyakit jantung bawaan dapat temukan pada bulan-bulan pertama kehidupan. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi penting dan penderitanya perlu dirujuk untuk mendapatkan diagnosis konfirmasi dengan jelas.
"Masalahnya, terutama di negara berkembang, ialah keterlambatan diagnosis," kata dr Oktavia.
Mengutip sebuah jurnal tahun 2016, dr Oktavia menyebutkan sekitar 85,1 persen kasus penyakit jantung bawaan terlambat didiagnosis. Ketika terlambat didiagnosis, tata laksananya juga akan terlambat.