Rabu 14 Sep 2022 13:35 WIB

Bukan Dipeluk atau Digendong, Ini Jurus Paling Ampuh Redakan Tangisan Bayi

Ketika bayi menangis, apa yang harus dilakukan untuk meredakannya?

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi menangis (ilustrasi). Ketika bayi menangis, menggendong atau memeluknya saja tidak akan membantu menenangkannya.
Foto: www.freepik.com.
Bayi menangis (ilustrasi). Ketika bayi menangis, menggendong atau memeluknya saja tidak akan membantu menenangkannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayi menangis tentu menjadi hal wajar dalam proses pertumbuhannya. Ada berbagai macam cara menenangkan bayi ketika mereka menangis.

Belum lama ini, ilmuwan menemukan cara yang paling efektif meredakan tangisan bayi. Mereka mencermati bahwa menggendong bayi sambil berjalan-jalan selama kurang lebih lima menit dapat membuatnya tenang atau berhenti menangis.

Baca Juga

"Menggendong atau memeluk bayi yang menangis tidak akan membantu, tetapi membawanya berjalan-jalan dengan pelan bisa meredakan tangisannya," kata para ilmuwan, seperti dikutip dari laman The Sun, Rabu (14/9/2022).

Perasaan yang muncul ketika diajak berjalan-jalan memicu "respons transportasi" yang memperlambat detak jantung bayi sehingga dapat menenangkannya. Para ahli di Riken Center for Brain Science di Jepang menemukan bahwa berjalan-jalan juga mfcembuat bayi tidur sekitar separuh waktunya.

Cara pengasuhan ini juga ditemukan telah digunakan oleh sejumlah satwa seperti monyet, anjing, dan tikus. Hal yang tidak jauh berbeda dengan cara manus CV goia.

Penulis studi Dr Kumi Kuroda mengatakan bahwa bayi yang menangis di malam hari bisa jadi masalah besar, terutama bagi orang tua yang tidak berpengalaman. Hal itu bahkan dapat menyebabkan stres bagi orang tua.

Banyak saran tentang bagaimana mengasuh anak tanpa menguji metodenya dengan sains. Tetapi tentunya pengujian sains menjadi sangat dibutuhkan untuk memahami perilaku bayi, karena mereka jauh lebih kompleks daripada yang kita duga.

Penelitian pada hewan menemukan bayi mamalia lebih santai saat digendong oleh ibu mereka. Studi Dr Kuroda pun membuktikan hal yang sama alias berlaku untuk manusia dalam percobaan pada 21 anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement