REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis penyakit dalam, Jeffri Aloys Gunawan menjelaskan orang dengan faktor risiko lebih rentan terkena cacar monyet. Terkait dengan faktor risiko, secara umum ada empat tipe orang yang rentan terpapar virus cacar monyet, yaitu ibu hamil, anak-anak berusia kurang dari delapan tahun, orang yang terpapar dengan hewan seperti petugas di kebun binatang, dan orang dengan imunitas atau kekebalan yang melemah.
Dr Jeffri menjelaskan kekebalan yang melemah ini terdiri atas kekebalan yang disebut innate dan adaptive. Innate ini contohnya adalah kekebalan yang diperantarai oleh sel makrofag dan lainnya, sedangkan kekebalan adaptive adalah kekebalan yang diperantarai oleh limfosit sel B dan sel T.
"Kelemahan dari imunitas atau kekebalan ini menyebabkan virus monkeypox mudah masuk ke dalam tubuh pengidap diabetes sehingga lebih rentan terjadi infeksi dan bermanifestasi menjadi gejala," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Senin (5/9/2022).
Selain itu, dr Jeffri juga menjelaskan penderita gangguan imun--seperti penyakit autoimun khususnya diabetes tipe 1--berisiko mengalami infeksi parah ketika terkena cacar monyet. Sebab, pengidap diabetes mengalami hiperglikemia alias kelebihan gula yang menyebabkan disfungsi dari respons imun.
Kondisi ini akan menyulitkan pengidap diabetes ketika melawan kuman-kuman, termasuk virus cacar monyet. Itulah yang menyebabkan pengidap diabetes biasanya berisiko mengalami gejala yang lebih berat saat terkena cacar monyet.
Menurut dr Jeffri, tubuh pengidap diabetes mengalami perubahan dari sel-sel kekebalan yang disebut dengan cell-mediated immunity dan yang kedua dari antibodi atau antibody-mediated immunity. Perubahan yang terjadi berupa penurunan pada keduanya.
"Nah untuk cell-mediated ini biasanya itu yang menurun adalah fungsi sel makrofag di mana sel tersebut memiliki kemampuan untuk membunuh virus yang masuk, termasuk virus cacar monyet ini," ujarnya.