Rabu 31 Aug 2022 21:37 WIB

Hindari Sindrom De Quervain, Ini yang Harus Dilakukan Ibu Baru

Ibu baru rentan mengalami sindrom de Quervain.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Ibu dan bayinya. Beragam aktivitas berulang yang melibatkan area pergelangan tangan ibu bisa meningkatkan risiko terjadinya de Quervain.
Foto: Republika/Wihdan
Ilustrasi Ibu dan bayinya. Beragam aktivitas berulang yang melibatkan area pergelangan tangan ibu bisa meningkatkan risiko terjadinya de Quervain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sindrom de Quervain merupakan peradangan atau pembengkakan yang terjadi pada tendon di sekitar ibu jari. Kondisi ini terjadi akibat penggunaan berlebihan dan gerakan berulang pada area pergelangan tangan.

"De Quervain, namanya indah, berbau Prancis. Namun, jika Anda mengalaminya, percayalah, sama sekali tak ada indah-indahnya," kata dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand and microsurgery dari Orthopedic Center RS Pondok Indah - Bintaro Jaya, Oryza Satria, melalui surel, dikutip Rabu (31/8/2022).

Baca Juga

Menurut dr Satria, de Quervain kerap dialami oleh para ibu, terutama ibu baru. Alasannya, pergelangan tangan merupakan bagian tubuh yang kerap digunakan dalam aktivitas sehari-hari ibu dalam mengasuh bayi.

"Mulai dari menggendong, menjemur, memandikan, hingga menyusui bayi," jelas dr Oryza.

Terkait menyusui, para ibu mungkin tidak selalu melakukannya dalam posisi menggendong bayi. Terkadang, menyusui bisa dilakukan sambil berbaring dan meletakkan bayi di kasur. Akan tetapi, dalam posisi berbaring di kasur pun, ibu biasanya akan menyangga kepala mereka dengan tangan ketika menyusui bayi.

Beragam aktivitas berulang yang melibatkan area pergelangan tangan ini bisa meningkatkan risiko terjadinya de Quervain. Ketika kondisi ini terjadi, penderita bisa merasakan nyeri di area tersebut. Keluhan pada de Quervain bisa diperberat dengan gerakan berulang.

Kiat mencegahnya

Pada ibu baru, salah satu cara untuk mencegah terjadinya de Quervain adalah dengan menggunakan kedua lengan saat mengangkat bayi. Hindari mengangkat bayi hanya dengan mengandalkan pergelangan tangan.

Tips kedua, hindari berada pada satu posisi dalam waktu lama, misalnya ketika menyusui, memberi makan, atau menggendong bayi. Biasakan untuk mengganti posisi secara berkala ketika melakukan aktivitas-aktivitas ini.

Ketiga, dr Oryza juga merekomendasikan para ibu untuk menggunakan alat bantu seperti gendongan bayi. Jangan karena merasa masih muda dan kuat, ibu menjadi antipati terhadap penggunaan alat bantu.

"Penggunaan gendongan dapat meringankan beban pergelangan tangan ketika menggendong bayi," kata dr Oryza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement